Selasa 14 Oct 2014 18:20 WIB

Pungli di Imigrasi Memprihatinkan

Jamaah haji Indonesia melewati proses pemeriksaan imigrasi di Bandara Amir Muhammad, Madinah.
Foto: Republika/Natalia Endah Hapsari/ca
Jamaah haji Indonesia melewati proses pemeriksaan imigrasi di Bandara Amir Muhammad, Madinah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden SBY harus selektif dalam menentukan sosok Direktur Jenderal Imigrasi. Pasalnya Imigrasi selama ini dinilai penuh dengan praktik kotor, yakni berupa pungutan biaya liar yang seringkali dilakukan oknum petugas imigrasi.

Diketahui saat ini ada tiga nama yang sudah lolos seleksi untuk menjabat sebagai Dirjen Imigrasi. Ketiganya adalah Asep Kurnia, Sekretaris Direktorat Jenderal Imigrasi, Bambang Widodo, Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Imigrasi, dan Rochadi Iman Santoso, Direktur Sistem dan Teknologi Informasi Direktorat Jenderal Imigrasi.

Menurut anggota DPR dari Fraksi PKB, Abdul Malik Haramain, untuk menentukan sosok yang tepat, nanti harus dipilih sosok yang bersih dan berani bersih-bersih di Imigrasi.

"Saya harap pihak yg menyeleksi, termasuk Pak SBY harus menentukan orang yg tidak hanya kompeten di bidang keimigrasian, tapi tegas dan bersih, itu yg dibutuhkan," kata Malik kepada wartawan di Jakarta, Selasa (14/10).

Selain itu kata dia, sosok Dirjen Imigrasi yang tepat juga berani melakukan pencegahan-pencegahan adanya praktik yang selama ini merusak citra Imigrasi.

"Jadi harus berani melakukan pencegahan, termasuk memberantas mafia di dalam Imigrasi," jelas Ketua DPP PKB tersebut.

Sementara itu, Ketua Pusaka Network, Mannan Alhabsi  mengatakan, diantara beberapa calon yang diusulkan menjadi kandidat Dirjen Imigrasi diduga tersandung kasus pungli Paymen Gateway (PG) yang melanggar peraturan terkait BNBP.

"Sebagai kandidat Dirjen Imigrasi, jangan sampai cacat hukum. Kredibilitas kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk menentukan sang kandidat Dirjen Imigrasi ini," kata Mannan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement