REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan menyebutkan prospek pasar karet terus membaik seiring meningkatnya permintaan dunia atas produk karet.
"Kita bisa ambil contoh dengan semakin meningkatnya penjualan kendaraan bermotor dan otomotif di Tiongkok dan India," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Nus Nuzulia Ishak di Jakarta, Selasa (14/10).
Nus mengatakan permintaan yang besar dan prospek karet yang cerah telah menarik perusahaan perkebunan Indonesia, seperti Astra Agro Niaga dan Sampoerna Agro untuk mulai mencari lahan mengembangkan perkebunan karet.
Sejumlah perusahaan kolaborasi asing-nasional, kata dia, saat ini juga tengah membangun perkebunan karet di Kalimantan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku karet alam perusahaan ban merek Achilles.
Sementara itu produsen Petrokimia Indonesia, Chandra Asri Petrochemical, dan produsen ban asal Prancis, Compagnie Financiere Michelin juga telah mengumumkan rencana untuk mengembangkan tanaman karet sintetis di Indonesia pada awal 2015.
"Material sintetis sangat penting untuk memproduksi ban ramah lingkungan yang nilai investasinya mencapai empat ratus tiga puluh lima juta dolar Amerika," kata dia.
Menurut sebuah laporan dari Freedonia Group, permintaan dunia untuk ban diperkirakan juga meningkat sebesar 4,7 persen per tahun. Sementara proyeksi produksi karet alam dunia diperkirakan mencapai 15,2 juta ton pada 2020.