Selasa 14 Oct 2014 15:20 WIB

Pembentukan Awan Hujan di Sampit Terhalang Kabut Asap

Sebuah pesawat bersiap mendarat dengan langit diselimuti kabut asap di Bandara Polonia Medan, Sumatera Utara.
Foto: Antara/Septianda Perdana
Sebuah pesawat bersiap mendarat dengan langit diselimuti kabut asap di Bandara Polonia Medan, Sumatera Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Kabut asap yang menyelimuti Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, makin parah, sementara potensi pembentukan awan hujan kerap kali terhalang oleh pekatnya asap.

"Kalau prediksi dari perhitungan data, Selasa sore dan Rabu akan terjadi hujan di Sampit. Tapi itu nanti juga sangat tergantung kondisi saat ini apakah pembentukan awan hujannya bisa terjadi atau tidak," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandara Haji Asan Sampit, Yulida Warni di Sampit, Selasa (14/10).

Potensi hujan saat ini memang relatif kecil. Parahnya, meningkatnya suhu dan pekatnya asap membuat awan hujan atau commulunimbus sulit terbentuk sehingga hujan belum juga turun beberapa pekan terakhir.

Kondisi cuaca di Kotim saat ini sudah sangat ekstrem. Suhu di Sampit yang dalam kondisi normal berkisar antara 26 sampai 28 derajat celsius, pada 11 Oktober lalu naik signifikan menjadi 36,7 derajat celsius.

Peningkatan suhu yang sangat signifikan ini, menurutnya, sudah di luar kebiasaan selama ini. Dengan kondisi saat ini, potensi kebakaran lahan makin meningkat karena bahan bakaran seperti belukar sudah kering sehingga sangat mudah terbakar.

"Kelembaban juga hanya 37 persen, artinya ini sangat kering. Kalau saya menilai kualitas udara di Sampit ini sudah level berbahaya dan cuacanya ekstrem sehingga harus benar-benar menjadi perhatian kita semua," tambah Yulida.

Dia mengimbau masyarakat untuk peduli dan tidak membakar lahan karena dampak yang terjadi saat ini sudah sangat mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat luas, khususnya anak-anak.

Yulida juga berharap hujan segera turun sehingga bisa menekan kebakaran lahan dan secara berangsur menghentikan kabut asap yang sudah beberapa pekan ini mengganggu aktivitas masyarakat di daerah ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement