REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan gas dari aliran pipa di setiap rumah susun (rusun) DKI Jakarta dianggap menguntungkan. Hal ini terutama dari segi ekonomi, yang mana membuat pengguna dapat berhemat.
Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta mengatakan penggunaan biaya penggunaan gas jaringan pipa dibanding dengan yang dibeli dari tabung lebih murah. Selain itu, kebocoran gas yang kerap terjadi dari penggunaan gas tabung jarang ditemui pada gas dari jaringan pipa.
"Dengan memakai gas dari pipa, pengguna hanya mengeluarkan biaya Rp 40 ribu per bulan. Dengan tabung, pengguna setidaknya harus membayar Rp 70 ribu per bulan," ujar kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Haris Pindratno, Selasa (14/10).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melakukan pemasangan jaringan pipa gas di beberapa rusun diantaranya Marunda, Sukaraja, Tebet Harum, Tebet Berlian, Tzu Ci, dan Tipar. Namun, rusun-rusun ini belum mendapat aliran gas dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN).
Hal ini karena pembahasan mengenai cara pembayaran gas antara PGN dan Pemprov DKI belum rampung. Meski demikian, pada 2015 mendatang ditargetkan seluruh rusun yang sudah dipasangi jaringan pipa dapat dialiri gas.
Seperti diketahui, pemasangan jaringan pipa gas bumi di seluruh unit rumah susun, terutama rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di DKI Jakarta merupakan program pemerintah untuk menekan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Selain itu, diharapkan para pengguna dapat jauh lebih nyaman dengan penggunaan gas dari pipa.
"Penghuni rusun kan tidak perlu repot lagi membawa tabung gas yang berat. Pasokan gas juga akan disiapkan untuk digunakan selama 24 jam," ujar Haris menjelaskan.