Senin 13 Oct 2014 11:39 WIB

Jadi Presiden, Jokowi Harus Punya TV Khusus

Rep: C 60/ Red: Indah Wulandari
Jokowi dan Jusuf Kalla di Rumah Transisi, Jakarta Pusat, Ahad (28/9) malam WIB.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Jokowi dan Jusuf Kalla di Rumah Transisi, Jakarta Pusat, Ahad (28/9) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi menyarankan presiden terpilih rajin menjelaskan programnya melalui stasiun televisi khusus.

“Kalau perlu setiap hari satu jam, untuk menjelaskan arah agenda pemerintah,” ujar Kiai Hasyim akhir pekan lalu.

Saran itu dilontarkan penasihat Jokowi ini berdasarkan pengalaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang jarang menjelaskan secara langsung agenda pemerintahan. Pemerintahan SBY, kata Kiai Hasyim, hanya muncul di berbagai media untuk melakukan klarifikasi berbagai isu mengenai pemerintahan.

“Kesannya kan pemerintah kita memotong lidahnya sendiri,” ujar Pengasuh Ponpes Al Hikam Depok dan Malang ini.

Terlebih untuk saat ini, komposisi di parlemen yang lebih banyak dikuasai oleh Koalisi Merah Putih sebagai oposisi pemerintah. Menurut Hasyim, kepemimpinan Jokowi akan diuji langsung oleh rencana kenaikan BBM.

“Maka, Jokowi harus terbuka dari awal pemerintahannya. Misalnya tentang APBN kita berapa? hutang kita berapa? kita bisa nyicil (hutang itu) berapa?” ujar Kiai Hasyim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement