Senin 13 Oct 2014 09:56 WIB

Romo Benny: Jokowi Hati-Hati Pilih Menteri

Romo Benny Susetyo
Foto: Antara
Romo Benny Susetyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Budayawan, Romo Benny Susetyo, meminta Presiden terpilih Joko Widodo berhati-hati dan selektif dalam memilih menteri di kabinet pemerintahannya. Meski begitu ia meyakini Jokowi akan memilih dengan cara terbaik.

"Jangan pilih menteri yang jelas-jelas pro pasar, pro asing. Jadi, Jokowi harus memperhatikan betul-betul, fokus dan perduli kepada kepentingan masyarakat. Karena kekuatan masyarakat lebih besar dari KMP," ujarnya, di Jakarta, Ahad (12/10)

Jokowi diimbaunya memilih sosok yang cocok dengan Trisaktinya Soekarno. “Termasuk ideologinya. Berdaulat dalam bidang politik, ekonomi dan budaya," tegas Romo Benny.

Semakin mencuatnya nama Darwin Silalahi yang akan mengisi posisi Direktur Utama Pertamina, ditambah dengan hadirnya nama Triharyo 'Hengki' Soesilo yang akan duduk sebagai Menteri ESDM dalam kabinet Jokowi-JK, kian menuai tanggapan dan kritikan dari berbagai kalangan. Kritikan yang kini hadir berasal dari mantan Danjen Marinir Letjen Suharto.

"Iya yang saya dengar selama ini katanya yang akan menempati posisi strategis di sektor energi tuh orang yang berkepentingan asing dan pernah berurusan dengan hukum. Kalau memang kita ingin berdaulat di energi maka harusnya orang-orang di posisi itu adalah orang-orang yang merah putih dadanya (nasionalis)," kata Suharto, beberapa waktu lalu.

Terkait nama Hengki yang digadang-gadang akan menempati posisi orang nomer satu di Kementerian ESDM, Suharto menanggapi bahwa dalam tubuh Kabinet Jokowi-JK juga tidak boleh diisi oleh personal yang pernah bermasalah dengan hukum. Hal tersebut justru dinilai berbahaya bagi kubu Jokowi.

"Yang sudah tersandung kasus pun jangan, bahaya. Kalau menurut saya, kalau orang itu sudah tersandung kasus itu coret saja," ujarnya.

Lagipula, lanjutnya, ada 250 jutaan rakyat Indonesia, banyak orang yang berkompeten dalam bidang itu, dan bahkan belum tersandung kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement