Ahad 12 Oct 2014 03:44 WIB

Generasi Muda Diharap Pahami Wawasan Sadar Energi

Wamen ESDM Susilo Siswoutomo (tengah) berbincang kepada para pelajar usai launching Gerakan Sadar Energi:untuk kelangsungan Hidup Bangsa di Jakarta, Selasa (3/6).
Foto: Republika/Prayogi
Wamen ESDM Susilo Siswoutomo (tengah) berbincang kepada para pelajar usai launching Gerakan Sadar Energi:untuk kelangsungan Hidup Bangsa di Jakarta, Selasa (3/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo mengatakan generasi muda harus memahami wawasan sadar energi demi masa depan yang lebih baik.

Menurut dia, hal itu perlu dilakukan mengingat penyampaian dan pembelajaran soal energi dan sumber daya alam kerap dipersepsikan kurang tepat.

"Misalnya Indonesia dipersepsikan sebagai negara yang kaya akan sumber minyak dan gas bumi, mineral, air, panas bumi, matahari, hutan dan angin. Tapi di samping semua yang kita punya itu, negara kita masih impor," kata Susilo di sela Malam Penganugerahan Festival Sadar Energi 2014 di Jakarta, Sabtu (11/10) petang.

Meski merupakan salah satu negara kaya sumber daya alam, kata Susilo, cadangan minyak Indonesia hanya 3,7 miliar barel untuk total penduduk yang mencapai 250 juta jiwa.

Sementara Venezuela, yang juga menjadi negara penghasil minyak bumi, mempunyai cadangan minyak hingga 300 miliar barel.

"Jangan dibandingkan dengan Venezuela karena kita harus menghidupi 250 juta jiwa, ditambah 4 juta tiap tahunnya, sementara Venezuela hanya 40 juta jiwa. Makanya harus dihemat," tegasnya.

Susilo menuturkan, di tengah pertumbuhan energi sebesar 8 persen per tahun, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) nasional mencapai 1,5 juta barel per hari.

Padahal, sekitar 900.000 barel per harinya disuplai melalui impor karena  produksi dalam negeri yang tak mencukupi.

"Dalam setahun, kita butuh Rp 100-Rp 120 juta dolar per hari untuk beli BBM tersebut. Pada 2020 nanti, di mana kebutuhan kita mencapai 2,2 juta barel per hari. Kalau kita tidak menemukan cadangan minyak baru, berapa banyak yang harus kita keluarkan untuk impor minyak?" katanya.

Oleh karena itu, Susilo menekankan pentingnya kesadaran soal kondisi energi saat ini, terutama tentang perlunya melakukan penghematan sedini mungkin.

"Kita harus hemat. Kita harus sadar bahwa subsidi BBM harus dikurangi, juga pemakaian tenaga listrikdan elpiji. Ini adalah pembelajaran yang perlu diajarkan kepada masyarakat, terutama generasi muda," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement