REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Usai kunjungan kerja ke Semarang, Jawa Tengah, Pemerintah kota Tangerang ingin meniru serta menerapkan penyediaan transportasi umum yang nyaman dan cepat. Seperti yang di terapkan oleh Pemerintah Kota Semarang.
Ini dilakukan karena kota Tangerang yang berbatasan langsung dengan ibu kota sudah mulai mengalami kemacetan. Apa lagi, pada jam-jam sibuk seperti pagi dan sore hari.
"Melihat pengalaman Trans Semarang yang dengan 4 koridor BRT, mampu mengurai kemacetan. Itu layak kita tiru," kata Arief R Wismansyah usai pulang dari Semarang, Sabtu (11/10).
Dengan dukungan masyarakat dan pihak swasta, Arief mengaku, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang siap untuk menyediakan pelayanan angkutan umum penumpang yang nyaman, cepat dan handal dengan tarif terjangkau.
Arief menjelaskan bahwa kondisi kemacetan yang sering terjadi, merupakan akibat dari mobilitas kendaraan yang begitu tinggi. Apa lagi diperparah dengan banyaknya angkutan umum yang berhenti sembarangan.
Hal itu yang kemudian, menjadi alasan pemkot Tangerang untuk segera merealisasikan penyediaan angkutan umum massal yang nyaman. "Tentunya dukungan masyarakat sangat penting," Ujar Walikota.
"Angkot yang ngetem itukan pada nunggu penumpang, artinya angkotpun sudah mulai sepi peminatnya," Imbuhnya.
Oleh karenanya Arief menilai, bahwa Kota Tangerang memerlukan Bus Rapid Transit (BRT), yang nantinya bisa jadi transportasi andalan masyarakat kota Tangerang.
Karena itu, pengalaman Pemerintah Kota Semarang dalam menerapkan transportasi massal yang nyaman juga telah mendorong pemkot Tangerang untuk bersama berbagi pengalaman.
"Kita akan kaji terkait Pembenahan Sistem Pelayanan Angkutan Umum Penumpang di Kota Tangerang dengan pengoperasian Angkutan Umum Massal," Jelasnya lagi.
Arief yang juga ditemani Kepala Bappeda, Said Endrawiyono serta Kepala Dinas Perhubungan kota Tangerang, Herman Suarman menjelaskan bahwa revitalisai atau peremajaan angkutan umum di Kota Tangerang akan melibatkan semua pemangku kepentingan.
Baik dari pihak pemerintah maupun pengusaha angkutan umum. Bahkan juga termasuk supir angkutan umumnya. "Kita akan terus komunikasikan dengan seluruh stakeholder, karena inikan buat masyarakat," ungkapnya. C81/Hilman Fauzi