REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Perkumpulan Eisenhower Fellowships (EF) Indonesia mengusulkan Provinsi Aceh menjadi kota yang ramah penyandang disabilitas.
"Provinsi Aceh saat ini banyak menyediakan fasilitas yang ramah bagi seluruh masyarakat terutama penyandang disabilitas seperti lift di bandara dan tangga di rumah sakit khusus difabel," kata Ketua Perkumpulan Alumni EF Svida Alisjahbana dalam diskusi publik bertajuk Mendorong Implementasi Fasilitas Infratruktur dan Transportasi yang Ramah bagi Penyandang Disabilitas di Gedung Jakarta, Sabtu.
Menurutnya, setiap warga difabel berhak untuk memperoleh kesempatan hidup mandiri melalui fasilitas umum dan sosial yang sesuai dengan kebutuhan.
"Pemerintah Indonesia harus lebih fokus untuk memberikan aksesibilitas pada penyandang cacat sehingga setiap kota dapat menjadi kota ramah difabel," kata Svida.
Sementara itu, Walikota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal menyambut baik usulan tersebut untuk membantu mereka yang berkebutuhan khusus.
"Semua kita punya hak yang sama dalam menjalankan roda kehidupan, demikian juga orang difabel. Dengan adanya program kemitraan menjadikan Banda Aceh sebagai 'pilot project' artinya dari regulasi yang ada dan tata ruang kita sudah bisa sangat mendukung bagi orang difabel," tuturnya." katanya.
Ia mengatakan Provinci Aceh terus meningkatkan pelayanan yang bisa diakses penyandang cacat.
"Aksesibilitas merupakan hal yang akan memanusiakan manusia, tidak ada lagi diskriminasi, tantangan, dan halangan, jadi difabel itu tetap bisa mandiri," ujar dia.
Illiza mengatakan pihaknya juga menuangkan pentingnya aksesibilitas difabel dalam kebijakan seperti izin mendirikan bangunan.
"Yang sudah dilakukan yaitu dalam kebijakan, jadi IMB atau izin mendirikan bangunan katakanlah perkantoran segala macam tetap mereka harus beri akses bagi difabel. Itu sudah ada intervensi, sudah ada aturan," kata Illiza.