REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Yandri Susanto menilai, penguasaan parlemen oleh Koalisi Merah Putih (KMP) adalah sesuatu yang positif. Sebab, untuk pertama kali sepanjang sejarah perjalanan Republik Indonesia, terutama sejak masa reformasi, parlemen tidak mengekor kepada pemerintah.
"Hari ini kita saksikan bahwa antara pemerintah dan parlemen, ada kekuatan yang seimbang. Di mana pemerintah dengan kamar tersendiri, parlemen juga dengan kamar tersendiri. Oleh karena itu, tidak perlu dirisaukan, tidak perlu digaduhkan," ujar Yandri dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (11/10).
Yandri menyebut ada hikmah yang dapat dipetik dari kondisi tersebut. Pemerintah yang akan datang, di bawah komando presiden terpilih Joko Widodo, akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan roda pemerintahan. Sebab, terdapat pengawasan yang melekat dari oposisi, yaitu KMP.
Sebaliknya, parlemen juga tidak bisa main-main maupun kongkalikong dengan pemerintah lantaran memang bukan bagian dari pemerintahan. Parlemen juga diuji untuk benar-benar menjadi representasi rakyat.
"Nah, artinya esensi demokrasi yang mau kita bangun, yang ujung-ujungnya kesejahteraan masyarakat, saya meyakini bahwa wajah parlemen yang kita idam-idamkan itu Insya Allah akan tercapai," kata anggota DPR asal Banten ini.
"Maka masyarakat jangan ragu Jokowi dan pemerintah juga tidak perlu ragu, yakinlah bahwa KMP tidak ada memiliki niatan sedikit pun untuk menjegal program-program yang pro rakyat. Tidak ada," kata Yandri. Dalam kesempatan yang sama, Yandri juga mengomentari isu bahwa KMP akan menjegal pelantikan Jokowi beserta wakil presiden terpilih, Jusuf Kalla, pada 20 Oktober mendatang.
"100 persen itu salah," ujar Yandri. Menurut Yandri, seluruh pihak, termasuk masyarakat, jangan mudah diadu domba oleh pihak lain lewat isu-isu yang tidak berdasar.