Sabtu 11 Oct 2014 08:00 WIB

Ojek M1 Dirikan Tempat Penitipan Motor

Rep: C81/ Red: Julkifli Marbun
Tukang ojek saat ngetem di pangkalannya (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Tukang ojek saat ngetem di pangkalannya (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Para ojek yang biasa mangkal di depan pintu M1 Bandara Soekarno-Hatta mendirikan tempat penitipan motor. Hal itu dilakukan untuk menambah pemasukan keuangan yang menurun drastis, akibat penutupan pintu masuk bandara dari Tangerang atau pintu M1.

Menurut Ketua Paguyuban ojek M1 Baharudin Sila, semenjak penutupan pintu M1, penghasilan para tukang ojek disini menurun hingga 50%. "Semenjak M1 ditutup, kita sepi penumpang," katanya.

Biasanya, para tukang ojek bisa mengumpulkan uang Rp 100-120 ribu perharinya. Semenjak M1 ditutup penghasilannya menurun. Kini mereka hanya mampu mengumpulkan Rp 50 hingga 60 ribu saja perharinya.

Oleh karena itu, paguyuban ojek M1 sepakat mendirikan tempat penitupan kendaraan. "Mulainya Kamis (9/10) kemaren. Ini untuk menambah penghasilan saja," kata Baharudin di pangkalan ojek M1, Jumat (10/10).

Para tukang ojek memungut uang sebesar Rp 5000 untuk satu motor yang dititipkan. Harga tersebut berlaku untuk satu kali penitipan. "Berapa haripun dititipinnya, kami hanya mengambil lima ribu. Itu sudah ditentukan oleh paguyuban," katanya.

Menurut Bahar, paguyuban sudah meminta izin kepada pihak PT Agkasa Pura tetkait penitipan motor ini. "Tapi kita cuma izin dalam bentuk lisan saja," ungkapnya.

Menurut Baharudin, para tukang ojek sebenernya lebih seneng ngojek dibandingkan membuka penitipan motor. Baginya ngojek lebih jelas penghasilannya. "Kalau ngojek tidak ada kecemburuan dari pihak tertentu," kata pria berumur 50 tahun ini.

Baharudin pun berharap, pintu M1 kembali dibuka agar penghasilan ngojek bisa normal lagi. "Harapannya, bisa dibuka saja. Kalaupun tidak bisa semua, setidaknya khusus roda dua diperbolehkan masuk, agar kami bisa narik normal lagi," kata ayah empat orang anak tersebut.

Penitipan motor ini pun disambut baik oleh pegawai yang bekerja di dalam bandara. Wahyudi seorang porter bandara, mengaku sangat tertolong. "Karena kita tidak usah memutar perimeter yang jaraknya jauh," katanya.

Masalah hargapun Wahyudi tidak mempermasalahkannya. Karena menurutnya, hal tersebut sebanding. "Kita kadang sampai jam 4 pagi pulangnya, dan disini masih ramai yang jaga," jelasnya.

Wahyudi juga berharap agar pintu M1 kembali dibuka agar mempermudah parapegawai yang bekerja di bandara. "Karena ribet kalau tetap ditutup," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement