Jumat 10 Oct 2014 19:33 WIB

Buku 'Perjuangan Melawan Kalah' Potret Sosial Bangsa Indonesia

Rep: Eko Widyatno/ Red: Maman Sudiaman
Bedah buku 'Perjuangan Melawan Kalah' di Kampus Unsoed, Jumat (10/10)
Foto: Eko Widyatno/Republiika
Bedah buku 'Perjuangan Melawan Kalah' di Kampus Unsoed, Jumat (10/10)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Politisi dari PKS, Dr Arif Awaludin menyebutkan tulisan Nasihin dalam buku 'Perjuangan Melawan Kalah ' ini, merupakan potret sosial dari kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara yang terjadi selama ini. Melalui kacamata seorang jurnalis, katanya, buku tersebut memberikan gambaran mengenai berbagai persoalan kebangsaan yang sedang terjadi.

''Yang menarik, seluruh persoalan tersebut kemudian kupas dengan cara pandang yang jernih dan obyektif, sehingga pembaca bisa memahami sekaligus mempertimbangan solusi-solusi yang ditawarkan dalam tulisan tersebut,'' kata politisi yang didulat menjadi nara sumber acara bedah buku yang digelar di Gedung Justisia, Fakultas Hukum Unsoed, Jumat (10/10).

Narasumber lainnya yang hadir pada acara tersebut yakni Dekan Fisip Unsoed, Dr Ali Rahman. Dia  mengungkapkan pada awal tulisannya, Nasihin banyak mengungkapkan pesan bernuansa pesimisme terhadap masa depan bangsa ini. Namun dalam tulisan selanjutnya, Nasihin juga mengungkapkan bahwa dalam setiap persoalan yang dihadapi, sebenarnya ada banyak peluang dan solusi yang bisa diambil untuk menyelesaikan segala persoalan tersebut, sehingga memunculkan sikap optimisme.

''Dari tulisan-tulisan yang ada di buku ini, saya sependapat bahwa Indonesia sebenarnya masih memiliki harapan untuk menjadi negara yang hebat,'' katanya.

Menurut Nasihin, sang penulis buku Perjuangan Melawan Kalah', bukunnya juga menyinggung soal kepemimpinan. Menurut Nasihin yang juga menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Harian Republika, Indonesia membutuhkan pemimpin yang tegas, jujur dan adil, yang memang berpihak pada kepentingan rakyatnya.

''Ini faktor yang paling menentukan. Dengan kepemimpinan yang tegas, jujur, adil dan berpihak pada kepentingan rakyat, maka pemerintahan akan berfungsi efektif dan fokus pada upaya kesejahteraan rakyat,'' jelasnya.

Dalam hal pendidikan, berdasarkan pengalaman yang terjadi di negara-negara maju, suatu negara bisa berkembang menjadi negara yang besar dan maju, bila kesenjangan pendidikan antarwarga negaranya tidak terlalu timpang. Dengan demikian, semua warga negara dengan keahliannya masing-masing dapat menyumbang produktivitas suatu negara.

Mengenai masalah kewirausahaan, pemerintah perlu mendorong pengembangan aspek kewirausahaan, karena sektor ini yang menentukan produktivitas suatu negara. ''Pertumbuhan ekonomi suatu negara, ditentukan oleh sektor swastanya. Bila sektor swasta tumbuh pesat, maka produktivitas juga akan tumbuh signifikan,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement