REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Anggota Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Nanat Fatah Natsir menilai tidak ada yang salah dengan strategi politik yang dilakukan Koalisi Merah Putih (KMP) yang menguasai kursi pimpinan di DPR dan MPR.
"KIH juga melakukan hal yang sama. Paket yang mereka ajukan juga hanya diisi orang-orang mereka. Kebetulan saja mereka kalah," kata Nanat Fatah Natsir dihubungi di Jakarta, Jumat (10/10).
Nanat menilai strategi yang dilakukan KMP tidak melanggar aturan apa pun. Karena itu, dia menyayangkan adanya beberapa akademisi yang mengatasnamakan Aliansi Ilmuwan Indonesia yang menyebut KMP melakukan politik bumi hangus dan kudeta parlemen.
Bila KMP disebut melakukan kudeta parlemen, Nanat mempertanyakan siapa yang dikudeta. Bila ilmuwan ingin mengkritisi, seharusnya bisa menunjukkan aturan mana yang sudah dilanggar KMP. "Sebaiknya ilmuwan berpikir jernih, objektif dan rasional sehingga bisa mengambil kesimpulan cerdas, dewasa dan penuh argumentasi yang tidak memihak," tuturnya.
Menurut Nanat, pengambilan keputusan dalam pemilihan pimpinan DPR dan MPR sudah sesuai aturan. Pimpinan di parlemen dipilih melalui musyawarah mufakat yang kemudian diambil menggunakan mekanisme suara terbanyak.
"Saya pikir strategi yang dilakukan KMP di DPR dan MPR semata-mata untuk kepentingan kesejahteraan rakyat, kemandirian politik, ekonomi dan budaya," katanya.
KMP berhasil memenangi pemilihan pimpinan DPR dan MPR. Posisi Ketua DPR diisi anggota Fraksi Partai Golkar Setya Novanto, sedangkan posisi Ketua MPR diisi anggota Fraksi PAN Zulkifli Hasan. Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dijabat oleh Irman Gusman. Irman kembali terpilih menjadi ketua pada kedua kalinya, setelah periode sebelumnya juga duduk sebagai ketua DPD.