Jumat 10 Oct 2014 15:21 WIB

FPI Klaim Muhammadiyah dan NU Sudah Bergabung Tolak Ahok

Rep: C92/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Massa FPI konvoi keliling Jakarta
Foto: Republika/Mg15
Massa FPI konvoi keliling Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Hari ini, Jum'at (10/10), massa Front Pembela Islam (FPI) rencananya akan kembali melakukan aksi di depan Gedung Balaikota DKI Jakarta. Ketua FPI Habib Muhsin Al Athas membenarkan hal tersebut.

"Bukan akan, memang sudah aksi kok akan," kata Muhsin saat dihubungi Republika, Jum'at (10/10).  Menurut Muhsin aksi ini akan dilakukan sampai umat Muslim di Jakarta menolak Ahok.

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini penolakan terhadap Ahok tidak hanya muncul dari FPI. Penolakan juga muncul dari masyarakat Muslim DKI Jakarta, termasuk NU dan Muhammadiyah.

"NU ada, Muhammadiyah ada. Walaupun belum dari institusi tapi warganya ada yang gabung," kata dia.

Ia mengatakan, dukungan itu bukan hanya tergambar dari penolakan mereka, namun juga keterlibatan mereka dalam aksi. "Dalam aksi, dalam penolakan, semua gabung," kata dia. 

Menurut Muhsin demo hari ini akan diikuti demo-demo lain yang dilakukan secara rutin. Aksi-aksi lanjutan dikatakan akan terus berlangsung hingga awal November.

Sempat terdengar kabar, aksi akan dilakukan setiap hari Jum'at. Namun, menurut Muhsin, belum ada penentuan hari pasti aksi-aksi tersebut akan dilakukan.  "Nggak ada. Nanti aja. Itu di lapangan itu, tentatif," kata dia. 

Selain melakukan aksi secara rutin, ia juga menyebut FPI akan menempuh langkah lain, misalnya membeberkan semua kasus hukum, kasus amoralitas, dan kebodohan Ahok.  "Semua dimasukan ke anggota DPRD," ujar Muhsin.

Muhsin tidak menyebut secara pasti semua kasus yang ia maksud. Namun, ia menilai Ahok telah melecehkan dan menantang umat Islam. Ia juga dianggap telah membuat peraturan-peraturan yang tidak sesuai dengan kearifan lokal (local wisdom) di Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement