Rabu 08 Oct 2014 17:57 WIB

136 Warga Cianjur Derita Thalassemia

Sampel darah (ilustrai)
Sampel darah (ilustrai)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Sedikitnya 136 warga Cianjur, Jabar, menderita penyakit Thalassaemia (kanker darah) atau lebih dikenal dengan 'pembunuh berantai' karena penderita akan berujung pada kematian.

"Bakhan Thalassaemia ini belum ditemukan obat penyembuhannya," kata Wakil Bupati Cianjur, Suranto, di Cianjur, Rabu (8/10).

Suranto yang juga berprofesi sebagai dokter ini, menjelaskan, penderita Thalassaemia kemungkinan lebih banyak dibandingkan data kelompok penyakit tersebut yang ada saat ini.

"Thalassaemia ini penyakit kelainan pada darah manusia yang sifatnya dari keturunan, sehingga untuk mencegah penyebaran penyakit ini, dengan melakukan pencegahan dan pemutusan mata rantainya," kata mantan direktur RSUD Cianjur itu.

Dia menuturkan, memutus mata rantainya dengan cara setiap pasangan yang akan menikah harus melakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu, agar nantinya tidak menurunkan penyakit tersebut pada anak-anaknya.

Sebab ungkap dia, Thalassemia diturunkan orangtua yang carier pada anak. Contohnya, jika ayah dan ibu anak-anaknya memiliki gen pembawa sifat thalassemia, maka anaknya akan menjadi penderita thalassemia mayor.

"Akibatnya hal tersebut berujung dengan anemia yang dimulai sejak usia anak-anak hingga sepanjang hidup penderita," katanya.

Sehingga ungkap dia, penyakit tersebut patut diwaspadai dan dicegah karena RSUD Cianjur masih belum memiliki alat penditeksi penyakit tersebut karena harus melakukan pemeriksaan di laboratorium besar dengan alat yang lengkap.

Jika tidak diperiksa, tutur dia, kenali beberapa gejala awal yang bisa dilihat secara fisik seperti wajah penderita yang selalu pucat, kurangnya nafsu makan, sering terkena infeksi lesu dan lemah.

"Namun hal tersebut bukan menjadi acuan utama untuk menyimpulkan bahwa seseorang sudah positif thalassaemia. Seseorang sudah dinyatakan positif sebagai penderita thalassaemia, maka tidak ada jalan lain selain harus melakukan transfusi darah secara rutin dan terus menerus," katanya.

Hal ini disebabkan karena pada penderita thalassemia mayor, pasokan oksigen ke jantung menjadi sangat kurang yang mengakibatkan sel darah merah cepat rusak serta jantung yang dipaksa untuk bekerja lebih keras.

"Jadi kalau tidak dilakukan transfusi darah, maka penderita akan meninggal. Selain harus terus dan rutin melakukan transfusi darah untuk memperpanjang usia, hal tersebut ternyata menimbulkan masalah komplikasi baru pada tubuh si penderita," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement