Rabu 08 Oct 2014 12:54 WIB

Wapres: Pengrajin Batik Harus Lebih Peka Pasar

Batik
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Batik

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Wakil Presiden (Wapres) Boediono menyatakan pengrajin batik harus peka terhadap keinginan konsumen agar produknya memiliki daya tarik dan laku di pasar.

"Generasi muda pengrajin batik harus bisa menangkap keinginan konsumen dengan mendesain motif batik yang lebih menarik. Dengan kepekaan membaca keinginan konsumen maka produk batik punya nilai tambah," kata Wapres Boediono saat membuka Pameran Batik Nusantara (PBN) 2014 di Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (8/10).

Sebelum membuka PBN 2014, Wapres Boediono yang didampingi Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sujadmoko, Wali Kota Pekalongan, dan rombongan, menyaksikan pentas seni tari oleh penari dari Sanggar Sapta Mitra Pantura.

Menurut Boediono, batik sebagai seni bangsa juga harus bisa menghasilkan nilai ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Kami berharap kerajinan batik bisa terus berkembang agar bisa memajukan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Wapres mengingatkan pengrajin batik juga harus mampu memajukan dua aspek terkait batik yaitu dari segi seni dan teknologi.

Dari sisi nilai seni, kata dia, pengrajin batik harus mampu meningkatkan inovasi dan kreatif agar motif dan corak batik diminati konsumen.

"Sisi seni Tiongkok, Arab, Jepang dan Belanda bisa dipadukan dengan karya seni batik Pekalongan agar mempunyai nilai tambah. Pekalongan sebagai 'Kota Batik' kami nilai mampu melakukan perpaduan seni batik ini," katanya.

Sementara dari sisi teknologi, kata Wapres, pemerintah daerah harus bisa mencarikan celah-celah peralatan agar hasil kerajinan batik tidak mudah rusak.

"Kami ingatkan produk batik jangan hanya dipegang pada pemilik modal besar saja. Akan tetapi pelaku UMKM dan perajin batik menengah juga harus bisa berkembang," kata Boediono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement