REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah bangga dan mencintai TNI yang telah berhasil menuntaskan reformasi TNI setelah 16 tahun terjadinya awal masa reformasi di Indonesia.
"Reformasi TNI dapat kita selesaikan dan tuntaskan," kata Presiden dalam acara Upacara Peringatan ke-69 Hari TNI Tahun 2014 di Surabaya, Selasa.
Menurut Presiden Yudhoyono, telah banyak kemajuan membanggakan yang dicapai seperti postur pertahanan yang semakin kokoh, jumlah alutsista yang semakin bertambah dan modern, serta kinerja TNI yang semakin profesional.
SBY juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar TNI yang telah ikut aktif dalam menuntaskan proses panjang reformasi TNI.
Presiden menegaskan, reformasi TNI telah menunjukkan hasil nyata dengankembali kepada jati diri dan fungsi guna menjaga kedaulatan dan integritas NKRI.
"Semua capaian ini harus kita pertahankan dan tingkatkan," ujarnya.
Presiden juga mencontohkan pelaksanaan Pemilu 2014 yang berlangsung dengan aman dan damai juga merupakan bukti keberhasilan TNI dalam membantu Polri sekaligus menjaga keamanan serta menjaga netralitas dalam proses pemilu tersebut.
SBY juga menuturkan, peringatan HUT TNI kali ini terasa istimewa karena merupakan peringatan terakhir yang dihadiri sebagai presiden.
Untuk itu, Presiden Yudhoyono mengutarakan harapannya agar TNI dapat terus meningkatkan kemampuan profesionalitas n kesiapsiagaan di mana pun dan kapan pun serta selalu menjaga kekompakan dan keutuhan serta kemanunggalan tni dengan rakyat demi kehormatan bangsa dan negara.
Presiden juga mengucapkan terima kasih kepada prajurit TNI seperti para prajurit penjaga perbatasan dan pulau-pulau kecil, para anggota keluarga yang mendukung, dan juga penjaga perdamaian TNI yang sedang bertugas di luar negeri.
"Sebagai panglima tertinggi TNI, saya mohon maaf apabila ada kebijakan yang belum bisa memuaskan para prajurit sekalian," katanya.
Presiden menegaskan bahwa pemerintah telah bekerja keras selama ini agar TNI bisa ditakuti lawan dan disegani kawan.
Sebagaimana diketahui, Hari Ulang Tahun TNI jatuh setiap tanggal 5 Oktober, namun karena bertepatan dengan Idul Adha maka acara peringatan diundur menjadi 7 Oktober 2014.
Selain Presiden dan Wakil Presiden bersama pejabat tinggi negara, acara peringatan tersebut juga dihadiri antara lain oleh Presiden terpilih Joko Widodo dan Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla.
Sebelumnya, lembaga swadaya masyarakat Imparsial mengatakan, menjelang peringatan HUT TNI ke-69 pada 5 Oktober 2014, reformasi TNI masih mengalami stagnasi, khususnya dalam perbaikan peradilan militer.
"Memasuki 16 tahun masa reformasi, TNI belum mampu mengubah badan peradilannya," kata Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti, di Jakarta, Jumat (3/10).
Selama ini peradilan militer menjadi sarana impunitas bagi angota TNI yang melakukan tindak pidana. Kalaupun ada penghukuman terhadap anggota TNI yang melakukan tindak pidana sifatnya sangatlah minimalis seperti dalam kasus Cebongan.
Ke depan, Imparsial mendesak pemerintahan Joko Widodo untuk berani mereformasi wajah TNI terkhusus membuatnya setara di hadapan hukum sesuai Pasal 27 ayat 1 junto Pasal 28 d ayat (1) UUD 1945.
Selain itu, perombakan struktur komando teritorial (koter) juga tidak kalah penting untuk diperhatikan Jokowi. Keberadaan koter yang belum berubah semenjak masa lalu menjadikannya rentan disalahgunakan demi kepentingan politik praktis.