Senin 06 Oct 2014 21:10 WIB

35 Persen Koperasi di Malang tidak Sehat

Koperasi /ilustrasi
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Koperasi /ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sebanyak 35 persen dari sekitar 700 koperasi di Kota Malang, Jawa Timur, masuk kategori tidak sehat karena alamatnya tidak jelas dan tidak ada aktivitas perkoperasian termasuk rapat anggota tahunan.

Kepala Dinas Koperasi Kota Malang Supriyadi di Malang, Senin, mengatakan 65 persen dari 700 koperasi yang memiliki badan hukum ini berkategori sehat, namun koperasi sehat itu rata-rata adalah koperasi wanita (kopwan) karena lebih disiplin dan tertib dalam pengelolaan.

"Saat ini kami sedang melakukan verifikasi dan pendataan kembali terhadap keberadaan koperasi di daerah ini dan hasil pendataan itu nanti akan dijadikan patokan untuk menentukan apakah koperasi bersangkutan berkategori sehat atau tidak," ujarnya.

Ia mengatakan proses pendataan koperasi ditargetkan tuntas pada akhir November tahun ini. Beberapa kriteria yang diidentifikasi sebagai panduan untuk menentukan sehat tidaknya sebuah koperasi, di antaranya adalah keberadaan pengurus, alamat koperasi sesuai yang tercantum dalam badan hukum serta aktivitasnya yang menunjukkan memang benar-benar koperasi.

Jika ditemukan adanya koperasi tidak aktif, apalagi yang hanya sebagai kedok untuk simpan pinjam dengan bunga tinggi (rentenir), Dinas Koperasi tidak segan-segan membubarkannya, bahkan hingga mencabut izinnya.

Menurut Supriyadi, pendataan koperasi akan melibatkan petugas dan tim tersendiri, yakni tim asesor yang bertugas melakukan akreditasi pada tiap koperasi. Kalau koperasi yang didata sesuai, maka tim tersebut akan memberikan sertifikasi kepada koperasi yang bersangkutan dan sebaliknya, jika tidak sesuai data, tidak akan diberikan sertifikat.

Ia menjelaskan indikator koperasi yang dinilai sehat adalah mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) secara rutin serta melaporkan hasil rapat tahunan dan keuangan tersebut kepada seluruh anggota.

"Sebagian besar koperasi yang sehat ini adalah kopwan, sebab kopwan ini lebih tertib dan disiplin mengelola koperasinya, sehingga bisa berkembang pesat," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement