Senin 06 Oct 2014 13:37 WIB

Tujuh Saran untuk Jokowi Berantas Mafia Migas

Jokowi dan Jusuf Kalla di Rumah Transisi, Jakarta Pusat, Ahad (28/9) malam WIB.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Jokowi dan Jusuf Kalla di Rumah Transisi, Jakarta Pusat, Ahad (28/9) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Dahnil Anzar Simanjuntak menyarankan presiden terpilih, Joko Widodo setidaknya harus memperhatikan tujuh kriteria utama dalam memilih dan menentukan calon-calon yang akan duduk di pemerintahannya mendatang, utamanya di Pertamina.

Pertama, calon yang dipilih harus memiliki integritas yang baik. Lalu, calon itu juga harus bebas dari pengaruh kekuasaan dan sistem mafia.

Ketiga, menguasai sektor energi secara matang. Kemudian, memiliki rekam jejak pendidikan yang baik di bidang migas. "Kelima, calon itu juga harus memiliki visi yang baik alias visioner. Keenam, calon itu juga diutamakan berasal dari kalangan muda agar ada pola progressif dalam kepemimpinannya," ucap Dahnil kepada wartawan, Ahad (5/10).

"Terakhir, calon tersebut harus mampu membawa Pertamina bersaing dengan negara ain di dunia. Misalnya membawa Pertamina Asian energy Champion dan World Class Energy Company."

Ia berpendapat, komitmen Jokowi dalam memberantas mafia migas, terutama di Pertamina, bakal diragukan jika memilih calon-calon yang kredibilitas dan rekan jejaknya diragukan rakyat.

Dahnil menyoroti nama-nama yang belakangan diprediksi masuk dalam jajaran petinggi Pertamina seperti Ari Soemarno, dan Widhyawan Prawira Atmaja.

"Kuncinya, ada di Presiden terpilih. Dia harus memastikan Direktur Pertamina dipegang oleh mereka yang punya kredibilitas," saran Dahnil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement