REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Apa jadinya, jika ratusan jenis ikan hias yang elok tak bisa lagi berenang dan ‘bermain- main’ di antara terumbu karang bersama spesies laut lainnya. Sementara habitat tersebut telah tergantikan oleh botol bir, kaleng minuman bersoda, ban bekas, kertas alumunium eks kemasan makanan ringan.
Inilah yang terjadi di sebagian kawasan pantai di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Pesatnya pengembangan pesona wisata bahari di kecamatan kepulauan inipun semakin memberikan tantangan yang besar bagi pengelolaan lingkungan.
Hal ini dikatakan oleh Corry Corvianawatie (22), peserta asal Nautica Diving Club ITB Bandung. Kawasan di sekitar dermaga ini telah tercemar oleh sampah-sampah. Menurutnya, pesatnya pengembangan ekowisata kawasan Kepulauan Karimunjawa telah berbuah kesenjangan ekologi.
Jika persoalan ini tak ditangani dengan baik oleh pemangku kepentingan lambat laun akan menjadi kontraproduktif bagi kawasan ini. “Ada ban bekas, botol- botol minuman dari beling, sarung, tali kapal tak terpakai serta sampah lain yang seharusnya tak mengotori kawasan terumbu karang,” tegasnya.
Ia menambahkan, selain klub selam mahasiswa Undip, Unsoed dan ITB, turut bergabung dalam aksi peduli ini klub selam mahasiswa Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung dan Universitas Panca Sakti Purwokerto. Bersih-bersih dasar laut itu mereka lakukan di kawasan dermaga Karimunjawa yang diperkirakan banyak sampah dibuang ke sana oleh kapal yang bersandar.
Di dasar perairan sekitar kawasan dermaga ini banyak terdapat aneka sampah. Ada yang masih terlihat jelas sehingga bisa diambil, namun banyak pula yang sudah tertutup pasir. Iapun juga meminta agar masyarakat Karimunjawa dan juga para nelayan untuk peduli terhadap wilayahnya sendiri.
Mereka harus tahu bahwa di dasar laut mereka kini makin banyak sampah. “Jika di darat, sampah memang terlihat sehingga mudah dibersihkan. Namun siapa yang membersihkan dasar laut,” tegasnya.
Cakra Adiwijaya (25) asal Universitas Padjajaran menambahkan, slain masyarakat, Balai Taman Nasional Karimunjawa (BTNK) juga ikut bertanggungjawab. Khususnya dalam menangggulangi sampah di dasar laut. Apalagi Karimunjawa adalah kawasan ekowisata. “Jangan lantas persoalan lingkungan diabaikan,” tegasnya.
Sementara juru bicara Marine Diving Club, Vinni Nurizky menjelaskan, bersih dasar laut ini merupakan bagian dari kegiatan yang rutin dilaksanakan para mahasiswa di Marine diving Club. Yakni meliputi ilmu pengetahuan, edukasi dan konservasi. Di bidang ilmu pengetahuan adalah belajar soal terumbu karang serta flora dan fauna di laut.
Untuk bidang edukasi berupa belajar mendata (reefcheck) dan dalam bidang konversasi salah satunya adalah menyelamatkan lingkungan laut dari kerusakan. Selain membersihkan sampah di sekitar di dermaga, para mahasiswa ini juga akan melanjutkan kegiatan Reefchek di beberapa titik di laut Kepulauan Karimunjawa.
Mereka akan mengamati dan mendata terumbu karang, flora, dan fauna. “Mereka juga akan belajar transplantasi terumbu karang di Pulau Sambangan, hingga Rabu (8/10),” jelas Vinni.