Senin 06 Oct 2014 09:45 WIB

Musim Kemarau, Harga Sayuran di Kota Bogor Melonjak

Rep: C84/ Red: Bayu Hermawan
Petani menunjukkan kondisi tanah sawah padi berusia 30 hari yang mengalami gagal tanam akibat musim kemarau.
Foto: Antara/Feri Purnama
Petani menunjukkan kondisi tanah sawah padi berusia 30 hari yang mengalami gagal tanam akibat musim kemarau.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Musim kemarau membuat harga sayuran di Kota Bogor melonjak. Tak tanggung-tanggung, banyak pedagang yang menaikan harga sayuran hingga 100 persen dari harga normal.

Melonjaknya harga sayuran di Kota Bogor, diakibatkan minimnya stok sayuran yang biasa dikirim dari beberapa desa di Kabupaten Bogor. Masih berlangsungnya musim kemarau di Kabupaten Bogor, membuat produksi dan panen sayuran di sejumlah desa terhenti.

Berdasarkan pantauan //Republika//, Senin (6/10), di sejumlah pasar-pasar tradisional di Kota Bogor, harga sayuran terus merangkak naik. Beberapa jenis sayuran seperti kol naik menjadi Rp 6 ribu kilogram (kg) dari harga biasanya sekitar Rp 4.5000.

Harga timun dari Rp 4 ribu naik menjadi Rp 7 ribu per kg, tomat dari Rp 7 ribu menjadi Rp 8.500 per kg, buncis dari Rp 8 ribu menjadi Rp 12 ribu per kg. Sementara itu, harga bawang merah, bawang putih, dan cabai juga mengalami kenaikan sekitar lima persen dari harga normal.

Cecep, pedagang sayur di Pasar Bogor mengaku terpaksa menaikan harga sayuran mengingat minimnya stok yang diberikan dari penyuplai. "Karena kekeringan, kualitas sayuran juga menjadi tak sebagus biasanya," ujarnya.

Yuli (43), warga Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sereal, mengaku kesulitan mencari sayuran beberapa hari terakhir. Menurutnya, harga sayuran yang ada di Pasar Tradisional saat ini semakin mahal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement