Ahad 05 Oct 2014 19:45 WIB

Subsidi Tiga Kereta Ekonomi Jarak Jauh dari Yogya Dicabut

Rep: Yulianingsih/ Red: Joko Sadewo
PT KAI
PT KAI

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Tarif tiga kereta api (KA) ekonomi jarak jauh dari Daerah Operasional (Daop) VI Yogyakarta tidak akan memperoleh subsidi lagi atau public service obligation (PSO). Menurut Manajer Humas PT KAI Daop VI Yogyakarta, Bambang Setyo Prayitno mengatakan, pemberlakuan kebijakan itu akan dimulai per 1 Januari 2015 mendatang.

Ketiga KA ekonomi jarah jauh di Daop VI Yogyakarta KA Progo, Bengawan dan Sri Tanjung. "Tiket ketiga KA ini sudah mulai bisa dipesen dari sekarang, atau 90 hari sebelum keberangkatan," katanya, Ahad (5/10).

Menurutnya, KA Bengawan melayani rute Purwosari-Tanjung Priok, Progo melayani rute Lempuyangan-Pasar Senen dan Sri Tanjung melayani relasi Lempuyangan-Banyuwangi. Ketiga KA ekonomi tersebut sudah dilengkapi dengan pendingin udara (AC).

Selanjutnya, pihaknya akan memberlakukan tarif keekonomian. "Besaran tarif kita sesuaikan dengan perjalanan," ujarnya. Namun kata dia, hingga akhir 2014, harga tiket untuk ketiga kereta api ekonomi jarak jauh tersebut adalah Rp50 ribu.

Subsidi tarif untuk KA ekonomi jarak jauh tersebut selanjutnya akan dialihkan ke kereta lokal dan komuter.

Kebijakan tersebut ditempuh agar subsidi dari pemerintah tepat sasaran karena pengguna kereta lokal atau komuter pada umumnya adalah pekerja atau pelaju yang jumlahnya cukup banyak.

   

Pengalihan subsidi ke kereta lokasl tersebut tidak akan selalu diberikan dalam bentuk penurunan tarif, tetapi bisa diberikan dalam bentuk lain seperti penambahan frekuensi perjalanan kereta, jumlah tempat duduk dan penambahan fasilitas.

   

Sejumlah kereta komuter lokal di Daerah Operasi VI Yogyakarta di antaranya adalah Prambanan Ekspres relasi Solo-Yogyakarta-Kutoarjo dengan harga tiket Rp 6.000/orang, dan KA Sriwedari AC relasi Yogyakarta-Solo dengan tarif Rp 10.000/orang  serta KA Kalijaga relasi Purwosari-Semarang Poncol dengan tarif Rp 10.000/orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement