Ahad 05 Oct 2014 15:31 WIB

Biar Tobat, ISIS Harus Teladani Kurban Nabi Ibrahim

Scud ISIS
Foto: [ist]
Scud ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Khatib Hari Raya Idul Adha 1435 Hijriah di halaman masjid Agung Darussalam Palu Dr H Saggaf Pettalongi M.Pd menegaskan gerakan dan teror yang dilakukan Islmic State of Iraq and Suriah (ISIS) adalah gerakan sesat.

"Umat Islam Indonesia khususnya masyarakat Sulawesi Tengah tidak perlu merespons dan mengikutinya," katanya.

Saggaf mengatakan generasi ISIS bukanlah generasi yang masuk dalam kategori berkurban dan berjihad, sebab berkurban hakikinya ingin meraih ridha dan berkah Allah SWT.

Pengajar di IAIN Palu itu mengatakan setiap gerakan yang sifatnya memaksakan kehendak pada orang lain melalui jalur kekerasan, intimidasi bahkan mengajak orang lain masuk Islam secara paksa dilarang oleh Allah sebab tidak ada paksaan dalam agama.

Saggaf mencontohkan keteladanan Nabi Ibrahim saat diperintahkan Allah menyembelih puteranya Ismail.

Ibrahim, kata dia, tidak serta merta memerintahkan apalagi memaksa Ismail mengikuti kemauannya melainkan Ibrahim meminta Ismail untuk mempertimbangkannya.

"Artinya Ibrahim tidak mau memaksa Ismail jika Ismail sendiri tidak bersedia," katanya.

Karena itulah, kata Saggaf, Allah pasti menghargai dan memberi ganjaran berlipat ganda bagi setiap orang yang tulus dan ikhlas berkurban karena mengharap Ridha Allah.

Saggaf menceritakan awal berkembangnya Islam di Makkah yang diperjuangkan Nabi Muhammad tidak dengan cara kekerasan. Malah sebaliknya umat Islam ditindas, perekonomian dan semua transaski perdagangan diboikot sehingga umat Islam kelaparan.

Ketika umat Islam memiliki kekuatan dan peluang besar dalam kemenangan, Muhammad tidak pernah merasa dendam.

Muhammad, kata Saggaf, mengambil alih Kota Makkah dalam keadaan damai tanpa kekerasan.

Karena itulah, kata Saggaf, ketika saat ini muncul gerakan Islam radikal yang membunuh, menteror dan memborbardir sesama manusia yang berbeda paham seperti ISIS bukanlah cerminan ajaran Islam.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement