REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan bahwa hari raya Idul Adha merupakan momentum berbagi antara umat. Dalam hari raya ini diharapkan jarak antara orang kaya dan orang miskin semakin menipis.
"Idul Adha itu, momentum berbagi. Agar masyarakat bisa berkumpul dan menikmati keindahan Idul Adha," ujar Direkur Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sodaqoh PBNU, Amir Ma'ruf saat ditemui Republika Online (ROL) di sela-sela pemotongan hewan kurban di kantor PBNU, Jakarta, Ahad (5/10).
Dia mencontohkan, penyembelihan kurban di kantor PBNU melibatkan pimpinan, karyawan hingga masyarakat sekitar PBNU. Dalam pelaksanaan pemotongan, hingga pendistribusian daging kurban, dilakukan bersama antara pengurus PBNU dan masyarakat.
Selain itu, kata Amir, kurban juga berarti menekan sifat kehewanan yang terdapan dalam diri manusia. Sifat hewan inilah, kata dia, yang menjadikan manusia saling membenci dan bermusuhan satu dengan yang lain.
Pada Hari Raya Idul Adha kali ini, PBNU menyebarkan 62 ekor hewan kurban, yang terdiri dari 22 ekor sapi dan 40 ekor kambing. Puluhan hewan kurban itu dibagikan di wilayah Jabodetabek hingga Jawa Tengah melalui masjid, ormas dan sekolah.
Amir menjelaskan, kantor pusat PBNU hanya menyembelih dua ekor sapi dan tiga ekor kambing dari total, 62 hewan kurban yang terdata sementara. Hewan kurban yang dipotong di PBNU hanya diperuntukkan untuk warga sekitar PBNU dan para karyawan. "Semoga semua umat Islam pada hari ini berbahagia," pungkas Amir.