Sabtu 04 Oct 2014 15:33 WIB

Wamen Parekraf: Pariwisata Harus Dikemas dan Dipasarkan dengan Baik

Wamen Parekraf Sapta Nirwandar (5 dari kiri) saat memimpin sidang Dewan Eksekutif ke-99 United Nations World Tourism Organization (UNWTO) di Samarkand, Uzbekistan
Wamen Parekraf Sapta Nirwandar (5 dari kiri) saat memimpin sidang Dewan Eksekutif ke-99 United Nations World Tourism Organization (UNWTO) di Samarkand, Uzbekistan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar memimpin sidang Dewan Eksekutif ke-99 United Nations World Tourism Organization (UNWTO) di Samarkand, Uzbekistan. Sidang tersebut berlangsung pada Rabu (1/10) hingga Jumat (3/10). 

Agenda sidang UNWTO antara lain mengevaluasi dan memproyeksi program kerja ke depan, serta pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Dewan Eksekutif tahun depan. Sidang juga membahas sustainability pariwisata dalam menjaga lingkungan. 

“Perlu dipikirkan bagaimana meningkatkan kunjungan wisatawan dengan tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan hidup,” ujar Sapta dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/10). 

Selain sejumlah tugas yang telah diagendakan, momentum ini dimanfaatkan Sapta lebih memperkenalkan potensi wisata dan budaya Indonesia di mancanegara. Sapta selama ini memang dikenal aktif dan produktif membuat berbagai program yang bertujuan meningkatkan daya tarik Indonesia, baik di pasar domestik maupun mancanegara. 

Ia mengatakan, Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat beragam. Mulai dari wisata alam, bahari dan gunung hingga wisata syariah yang terus berkembang. Namun hal itu tidak ada artinya jika tidak dikemas dan dipasarkan dengan baik. 

"Seluruh potensi pariwisata yang dimiliki bangsa ini bila kita tidak pandai mengemasnya, maka tidak akan diketahui dunia," kata dia. 

Dikatannya, hal itu yang kemudian membuat sejumlah negara berlomba-lomba mempromoskan potensi pariwisita yang dimiliki. 

“Tak peduli apakah negera berkembang, negara maju, negara yang ekonominya sedang tumbuh, atau negara yang mayoritas berpenduduk muslim,” ungkapnya.

Sapta sendiri dikenal sebagai pemrakarsa sejumlah kegiatan seperti; Jakarta Marathon, Tour de Singkarak, Triboatton, dan Pemilihan Putra Putri Batik Nusantara. 

Di luar negeri Sapta menyelenggarakan Temporary Exhibition of  Indonesia di Museum Vatikan, berpartisipasi pada banyak pameran di luar negeri, serta aktif di berbagai acara bertaraf internasional.

“Kita punya ribuan cerita menarik mengenai tradisi masyarakat dan kearifan lokal. Belum lagi destinasi wisata alamnya. Ini kekayaan kultural dan lingkungan bangsa kita yang harus kita kelola dan menjadi sesuatu yang menarik bagi wisatawan dari luar negeri,” ujar Sapta. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement