REPUBLIKA.CO.ID, MARTAPURA -- Kabut asap cukup pekat menyelimuti Kota Martapura, Kalimantan Selatan, Sabtu, sejak tiga hari terakhir. Kondisi itu mengganggu aktivitas masyarakat di pagi hari terutama di luar rumah.
Pantauan di lapangan, Sabtu, hampir seluruh kawasan di Kota Martapura, ibukota Kabupaten Banjar, dipenuhi kabut asap cukup pekat sehingga membatasi jarak pandang.
Jarak pandang di kawasan pusat kota diperkirakan 100-200 meter. Pandangan semakin parah di pinggiran kota karena jarak pandang berada di bawah 50 meter.
"Jarak pandang di pusat kota relatif masih jauh, tetapi di pinggiran kota seperti Desa Dalam Pagar dan Telok Selong, jarak pandang di bawah 50 meter," ujar Nurdin, warga setempat.
Ia mengatakan, selain membatasi jarak pandang, kabut asap akibat kebakaran lahan itu juga mengganggu saluran pernafasan terutama jika terhirup langsung.
"Baunya juga menyengat dan mengganggu saluran pernafasan. Mata juga menjadi perih dan berair jika terlalu lama terkena kabut asap," ucap karyawan swasta itu.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Banjar Farid Soufian mengatakan, kabut asap memang cukup pekat menyelimuti Martapura sejak sepekan terakhir.
"Memang kabut cukup pekat bisa dilihat secara kasat mata pada dua hari terakhir dan udara bercampur kabut asap berbahaya sehingga kami imbau hindari terhirup langsung," pesannya.
Pihaknya bersama dinas dan instansi terkait lain sudah berkoordinasi mencegah kebakaran semak dan lahan kosong sehingga tidak menyebabkan kabut asap.
"Pemkab sudah membangun enam pos terpadu untuk mencegah dan menanggulangi kabut asap karena status sudah ditetapkan siaga darurat kabut asap," katanya.
Sementara itu, hingga pukul 10.00 WITA, kabut asap di kawasan perkotaan Martapura masih cukup pekat, juga di daerah pinggiran kota meski matahari sudah muncul sejak pukul 07.30 Wita.