Sabtu 04 Oct 2014 09:21 WIB

Khatib: Koruptor, Bukti Idul Adha tak Diresapi Mendalam

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
 Ribuan umat Islam melaksanakan Salat Idul Adha di jalan raya di kawasan Jatinegara, Jakarta, Selasa (15/10).  (Republika/Wihdan)
Ribuan umat Islam melaksanakan Salat Idul Adha di jalan raya di kawasan Jatinegara, Jakarta, Selasa (15/10). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Raya Idul Adha merupakan peristiwa penting dalam perjalanan hidup Nabi Ibrahim AS. Banyak pelajaran penting yang bisa diambil dari perjuangan Ibrahim bersama keluarganya untuk menggapai hidup yang diridhoi Allah.

Khatib shalat Idul Adha yang dilaksanakan di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Agus Tri Sundani, mengatakan, kurban mengajarkan banyak nilai sosial. Salah satunya adalah bahwa manusia tidak boleh tamak, rakus, dan harus tetap hidup sederhana.

Banyaknya koruptor di Indonesia yang tertangkap aparat penegak hukum menjadi indikasi masih tingginya sifat ketamakan dalam diri manusia. Hal itu sangat bertolak belakang dengan masih tingginya kemiskinan di Indonesia.

Fenomena tersebut membuktikan bahwa makna Hari Raya Kurban belum diresapi secara mendalam. "Tidak pantas kenyang sendirian ketika yang lain masih kelaparan," ujar Agus dalam khutbahnya, Sabtu (4/10).

Selain itu, lanjutnya, salah satu hal penting yang bisa diambil dari makna Idul Kurban adalah mengubur sikap kebinatangan manusia. Hawa nafsu yang membelenggu manusia tak lain adalah sifat binatang yang harus dihilangkan.

"Hari Raya Kurban mendidik kita mendidik kita mengubur kebinatangan, jika tingkah laku kita dikuasai hawa nafsu maka jatuhlah derajadnya seperti binatang," kata Agus yang juga Koordinator Dakwah Khusus Majelis Tabligh PP Muhammadiyah itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement