Sabtu 04 Oct 2014 05:34 WIB

Setelah Ditegur, KAI Akan Pugar Mushola Stasiun Manggarai

Rep: C72/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Keluhan Penumpang ditempel di Stasiun Manggarai
Foto: tumblr
Keluhan Penumpang ditempel di Stasiun Manggarai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Untuk meningkatkan pelayanan bagi penumpang, pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan perbaikan mushola di Stasiun Manggarai. Alasannya karena mushola di stasiun itu memiliki kondisi yang kurang baik.

"Saat ini kami sedang melakukan proses renovasi mushola, dalam waktu dekat mushola itu akan dapat segera untuk digunakan," ucap Kepala Hubungan Masyarakat PT KAI Daerah Operasional I Agus Komarudin saat dikonfirmasi pada Jumat (3/10).

Dalam melakukan renovasi mushola, PT KAI harus membuat mushola sementara sehingga penumpang dapat tetap melakukan ibadah. Mushola sementara itu terletak di bagian utama gedung stasiun yang bersebelahan dengan beberapa mini market, coffee shop dan Kantor Kepala Stasiun Manggarai. 

Berdasarkan pantauan Republika mushola sementara yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan itu memiliki ukuran sekitar 15 m x 15 m. Bangunan itu memiliki tinggi atap sekitar 12 m dan memiliki kapasitas sekitar 90 orang.

Mushola permanen yang saat ini digunakan memiliki ukuran bangunan sekitar 5m x 7m dan berkapasitas sekitar 30 orang. Bangunan itu terpisah dari bangunan utama dan memiliki kondisi atap dan dinding yang kurang terawat. 

Ia mengatakan mushola sementara itu  berada di bangunan yang sebelumnya adalah tempat untuk loket penjualan tiket. "Kemarin tempat itu langsung kami rubah menjadi mushola, dalam beberapa hari mushola sementara itu dapat segera digunakan," ucapnya.

Ia mengatakan setelah mushola sementara tersebut dapat digunakan maka mushola yang lama akan diperbaiki. Rencananya mushola itu akan direnovasi total sehingga mushola permanen akan memiliki kapasitas dua kali lipat.

"Kedepan kami akan meningkatkan standar pelayanan bagi pengguna stasiun, peningkatan standar itu juga mencakup fasilitas toilet dan mushola," ucap Agus Komarudin.

Ketua Yayasan Layanan Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan pihak PT KAI patut diberikan apresiasi positif atas inisiatifnya itu. "Meskipun terkesan kebakaran jenggot setelah ada keluhan di media sosial dari salah satu penumpang, namun langkah taktis PT KAI tetap patut mendapat apresiasi positif," ucapnya.

Ia mengatakan keluhan penumpang itu harus dijadikan evaluasi bagi pihak PT KAI. Karena perusahaan itu adalah perusahaan yang bergerak di sektor pelayanan publik maka perusahaan tersebut juga harus memperhatikan kebutuhan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement