Kamis 02 Oct 2014 07:56 WIB

Ada 90 Titik Rawan Permutadan di Jabar

Rep: C63/ Red: Erik Purnama Putra
KH Athian Ali memeberikan tausyah pada dipergantihan tahun 2014 pada acara 'Muhasabah Akhir Tahun Republika' di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Selasa (31/12).
Foto: Republika/Edi Yusuf
KH Athian Ali memeberikan tausyah pada dipergantihan tahun 2014 pada acara 'Muhasabah Akhir Tahun Republika' di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Selasa (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pembangunan masjid di beberapa daerah yang rawan pemurtadan memang diharapkan untuk memperkuat pondasi akidah masyarakat di sekitar. Namun, hal itu hanya menjadi satu dari banyak hal upaya menjaga kekokohan akidah umat muslim.

Setidaknya hal itu yang terjadi di beberapa daerah pelosok di Jawa Barat. Alim ulama Jawa Barat KH Athian Ali menyebut Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) menemukan 90 titik di Jawa Barat yang rawan pemurtadan.

"Kebanyakan itu daerah pelosok, yang kondisi penduduknya (maaf) orang tidak mampu, di Jabar itu ada dua desa yang sudah luar biasa bahaya kristenisasinya, daerah Ciranjang salah satunya," kata Athian kepada Republika Online, Kamis (2/9).

Dia menyebutkan hal itu yang akhirnya dimanfaatkan oleh sebagian pihak untuk melakukan pemurtadan dengan dalih membantu perekonomian masyarakat di sekitarnya. Ketua FUUI ini juga menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah maupun kaum muslimin di wilayah rawan pemurtadan tersebut.

"FUUI ini menemukan 90 titik rawan kristenisasi, sejujurnya kita kewalahan, tapi yang menyedihkan dari sekian banyak titik itu, kita tidak menemukan ormas Islam di sana atau tidak ada yang mencoba membela Islam," ungkap Athian.

Oleh karenanya, Athian menyambut baik pembangunan masjid di daerah rawan pemurtadan tersebut dengan harapan akan meningkatkan pondasi akidah masyarakat disana. Namun, hal yang terpenting adalah bagaimana pembinaan masyarakat pasca dibangunnya masjid tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement