Rabu 01 Oct 2014 16:39 WIB

Gunung Slamet Masih Siaga

Rep: eko widiyatno/ Red: Taufik Rachman
 Petugas memeriksa kertas seismograf aktivitas Gunung Slamet di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Rabu (17/9).  (Antara/Oky Lukmansyah)
Petugas memeriksa kertas seismograf aktivitas Gunung Slamet di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Rabu (17/9). (Antara/Oky Lukmansyah)

REPUBLIKA.CO.ID,PEMALANG -- Aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih didominasi gempa tremor yang terjadi terus menerus. Dominasi gempa tremor ini diikuti dengan sesekali kepulan asap putih dari puncak dengan ketinggian 50-200 meter, dan juga gempa hembusan.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet, Sudrajat, di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Pemalang, mengatakan, dengan aktivitas seperti ini PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Gunung Api) masih menetapkan Gunung Slamet dalam status Siaga atau level III. ''Adanya gempa tremor ini menunjukkan masih ada energi pergerakkan magma di perut bumi menuju puncak. Karena itu, kita masih menetapkan status Siaga,'' jelasnya, Rabu (1/10).

Dengan status tersebut, maka batas areal aktivitas warga, masih belum berubah. Areal berbahaya bagi aktivitas manusia masih berada di radius 4 km dari puncak. ''Di luar radius itu, silakan warga beraktivitas seperti biasa,'' katanya.

Berdasarkan data di pos pengamatan, sepanjang Selasa (30/9) pukul 18.00 hingga Rabu (1/10) pukul 06.00, aktivitas gunung Slamet ditandai dengan dengan gempa tremor yang terjadi terus menerus tanpa jeda. Sedangkan kekuatan gempa tercatat pada amplitudo 2-20 milimeter dengan dominasi di 5 milimeter.

Sedangkan pada Rabu (1/10) sejak pukul 06.00-12.00 WIB, juga masih ditandai dengan gempa tremor yang terjadi terus menerus. Namun pada periode tersebut, juga terjadi gempa hembusan sebanyak 1 kali dan asap putih tebal yang mengepul dengan ketinggian sekitar 300 meter dari puncak.

Sudrajat menyatakan, meski aktivitas gunung Slamet masih didominasi dengan gempa tremor yang menunjukkan adanya pergerakan energi di perut bumi, namun tidak berarti energi ini kemudian dilontarkan dalam bentuk letusan yang dahsyat. Energi yang terkumpul, bisa saja dilepaskan dalam bentuk gempa hembusan dan asap putih.

''Kalau pun terjadi letusan, sejauh ini gunung Slamet masih tetap mempertahankan jenis erupsi strombolian. Yakni, erupsi yang ditandai dengan lontaran lava pijar dan suara-suara dentuman. Mudah-mudahan saja, karakter seperti ini tidak mengalami perubahan,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement