REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kencur (Kaempferia galanga L.) merupakan rimpang asli Indonesia yang memiliki khasiat sebagai obat dan telah banyak digunakan oleh masyarakat. Khasiat yang ada dalam kencur berupa senyawa-senyawa kimia, diantaranya minyak atsiri, borneol, dan sineol. Minyak atsiri tersebut bermanfaat dalam pengobatan, sehingga bagi masyarakat tradisional, kencur sering digunakan sebagai bahan baku jamu.
Seiring pertumbuhan era globalisasi yang semakin pesat, maka perlu dilakukan pengembangan terhadap diversifikasi penggunaan kencur dalam pengobatan. Oleh karena itu, tim mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) berinisiatif memadukan senyawa yang terdapat dalam kencur dengan lilin. Inovasi ini telah mendapatkan medali emas dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) di Semarang tahun ini.
Fitrotun Nikmah, Nurul Chotimah, Siti Rosidah, Nurdin Kurniawan S, dan Kurnia Wachidah adalah mahasiswa dari Fakultas Kehutanan IPB yang membuat lilin aromaterapi dari kencur. Minyak kencur dipilih karena di dalam kencur terdapat senyawa aktif sineol yang dapat memberikan efek tenang, rileks, dan nyaman.
“Produk lilin yang dihasilkan akan mengeluarkan wangi aromaterapi dari kencur yang berfungsi sebagai farmakoterapi. Apabila lilin dibakar maka akan mengeluarkan wangi aromaterapi yang memiliki efek menenangkan sehingga dapat menjadikan orang yang menghirup senyawa tersebut merasa rileks dan nyaman. Selain itu, senyawa minyak atsiri yang keluar saat dibakar juga memiliki khasiat lain yakni sebagai anti serangga,” ujar Dewi dalam siaran persnya kepada ROL, Selasa (30/9).
Selama ini, produk lilin aromaterapi yang telah beredar dipasaran hanya terbatas pada bentuk yang sama yakni tabung. Inovasi dilakukan terhadap bentuk dan warna lilin kencur ini agar lebih menarik. Lilin kencur dicetak dengan berbagai bentuk cetakan seperti bentuk aneka buah, binatang, dan bunga. Lilin ini dikemas dalam boks plastik transparan, dimana dalam satu boks terdiri dari emopat buah lilin. Untuk warna lilin mereka menggunakan bubuk pewarna waxoline.
“Lilin berbahan dasar kencur ini kami jual dengan harga Rp 25 ribu per boks. Penerapan harga yang cukup terjangkau dengan variasi produk yang menarik adalah strategi kami untuk menarik pelanggan,” ujarnya.
Dengan adanya produk lilin ini tim berharap dapat mengoptimalkan pemanfaatan kencur sebagai terapi pengobatan di masyarakat, sehingga selain menambah nilai jual produk juga dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap obat-obatan kimia yang memiliki efek samping terhadap kesehatan.