REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama musim kemarau, suhu panas di Jakarta terus meningkat. Bahkan, suhu maksimal di Jakarta sempat menyentuh 39 derajat celcius.
Kekeringan menjadi salah satu ancaman yang terjadi saat musim panas. Hal ini dapat dilihat dari sektor pertamanan sendiri. Sejak musim kemarau berlangsung, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta mengatakan telah mengintensifkan penyiraman tanaman di seluruh wilayah Ibu Kota.
"Untuk mencegah kekeringan pada tanaman-tanaman di Jakarta, kami meningkatkan intensitas penyiraman. Dari hanya sekali sehari, menjadi dua hingga tiga kali," ujar kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Nandar Sunandar, Senin (29/9).
Ia menambahkan, jumlah waktu penyiraman juga dapat terus ditingkatkan sesuai kebutuhan. Menurutnya, sebelum kekeringan terjadi hanya penyiraman secara maksimal yang dapat dilakukan.
Sejauh ini kondisi tanaman di Jakarta relatif belum mengalami kekeringan. Tanaman yang menghiasi taman maupun pinggir jalan juga masih terlihat baik dan cukup segar. Kondisi ini, menurut Nandar jauh lebih baik dibandingkan yang terjadi di negara lain.
"Kondisi tanaman di Jakarta sejauh ini masih terlihat baik. Kalau kita lihat di negara lain seperti Malaysia, sejak musim kemarau tanaman-tanaman disana banyak yang rontok," ujar Nandar menjelaskan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga mengatakan diperlukan kerjasama dengan wilayah penyangga untuk mengatasi ancaman bencana saat musim kemarau. Dengan demikian, bencana saat musim kemarau yang dapat terjadi seperti kekeringan dapat ditangani dengan baik.
"Tentu harus kerjasama dengan wilayah-wilayah penyangga seperti Bogor. Jadi, antisipasi semua bencana pas musim kemarau ini dapat dilakukan maksimal," ujar Basuki di Balai Kota, Senin (29/9).