Senin 29 Sep 2014 10:48 WIB

Terima Gelar Doktor HC Dari Jepang, SBY Bicara Soal Demokrasi

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

REPUBLIKA.CO.ID, KYOTO -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan demokrasi Indonesia masih menghadapi tantangan meskipun saat ini semakin berkembang setelah reformasi 1998 lalu.

"Tentu kita masih banyak masalah yang kita hadapi, masalah ini akan terus dibenahi oleh pemerintahan selanjutnya, dalam 10 tahun terakhir demokrasi semakin kuat demikian juga ekonomi kuat dan bidang lainnya," kata Presiden saat menyampaikan pidato dalam pengukuhan Doktor Honoris Causa dari Universitas Ritsumeikan, Kyoto, Jepang, Senin siang (29/9) waktu Jepang.

Kepala Negara mengatakan dalam 10 tahun terakhir demokrasi di Indonesia terus berkembang dengan berbagai masalah yang ada namun demikian ekspektasi masyarakat untuk terus mendorong demokrasi berkembang sangat besar.

"Disini perlu dicatat bahwa demokrasi Indonesia tumbuh dari dalam negeri, karena masyarakat ingin mencapai dan mendorong kemajuan demokrasi, ini tidak mudah. Masyarakat terus percaya dan demokrasi bukan proses yang segera selesai melainkan terus berkembang," katanya.

Dalam kesempatan itu Presiden juga sempat menyinggung kekecewaannya atas keputusan parlemen Indonesia dalam sebuah langkah yang kontroversial memutuskan untuk menyetujui RUU Pilkada.

"Saya merasa kecewa parlemen Indonesia dengan langkah kontroversi, menghentikan pemilihan langsung untuk pemerintahan daerah. Saya tidak setuju dengan pandangan ini, kita tetap memilih langsung pemilihan langsung dengan mengurangi ekses yang ada, saya akan terus memperjuangkan pemilihan kepala daerah langsung," tegas Presiden.

Presiden dalam pidato pengukuhannya mengatakan sejumlah pertanyaan mengenai apakah demokrasi bisa berjalan seiring dengan pertumbuhan ekonomi, apakah demokrasi bisa berjalan seiring dengan Islam dan sejumlah pertanyaan lain yang ada dibenaknya saat melangkah menjadi Presiden Indonesia pada 2004 mulai terjawab.

"Demokrasi kami terus stabil dan semakin matang. Tidak ada titik balik dalam demokrasi kita dan tidak pernah ada kudeta militer dalam politik Indonesia. Demokrasi juga mendorong Indonesia semakin demokratis. Kita terus menunjukkan (kemajuan itu), kami meningkatkan ham, dan dalam 10 tahun terakhir tidak ada pelanggaran ham di Indonesia. Apakah demokrasi bisa memisahkan kita?, ternyata malah mempersatukan dan ekonomi kami terus menguat," tegasnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement