REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cuaca panas beberapa pekan terakhir ini menyebabkan, kekeringan dan kebakaran hutan semakin meningkat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, setiap musim kemarau datang, dua bencana itu memang berpotensi terjadi.
Kepala BNPB Bidang Humas, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan sudah melakukan antisipasi bencana di musim kemarau, jauh sebelum musim tersebut datang.
"Kami sudah bisa mengira, kekeringan dan kebakaran dapat terjadi saat kemarau. Hanya saja, bila kami ditanya mengapa suhu bisa sangat panas, kami tak bisa memberikan jawaban, karena BMKG yang mengetahui itu," ujarnya kepada Republika, Ahad (28/9).
Antisipasi yang dilakukan BNPB meliputi water boombing, pemadaman kebakaran, dan upaya penegakkan hukum. Kemudian untuk menghindari kekeringan, Sutopo mengaku, BNPB sudah memompa air bersih untuk masyarakat.
Ia berharap, masyarakat dapat turut membantu pencegahan bencana di cuaca panas, seperti tak melakukan pembakaran, serta mencegah pembakaran terjadi di lingkungannya.
"Memang susah menghentikan warga melakukan pembakaran, karena faktornya ekonomi, namun seharusnya warga dapat mengontrol dan meminimalisir pembakarannya," Katanya.
Sutopo berharap para penegak hukum dapat lebih meningkatkan usahanya dalam mencari pelaku pembakaran.Dengan begitu api pun cepat padam, dan asap hitam tak lagi menyebar di sejumlah wilayah.
Dirinya juga menghimbau, agar Pemerintah Daerah (Pemda) lebih bertanggung jawab terhadap bencana yang terjadi di wilayahnya. "Pemda harus lebih berperan. Tak benar kalau mereka hanya diam dan menunggu bantuan dari pusat. BNPB akan tetap membantu tetapi Pemda harus ikut melaksanakannya," jelasnya.