Ahad 28 Sep 2014 14:06 WIB

Tangerang Kaji Proyek Pembangunan LRT

Rep: C81/ Red: Bayu Hermawan
Light Rapid Transit (LRT)
Foto: railway-technology.com
Light Rapid Transit (LRT)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kota Tangerang tengah mempersiapkan kajian tentang rencana pengadaan Light Rapid Transit (LRT). Moda transportasi massal itu rencananya akan menghubungkan tiga daerah, yaitu Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Tangerang.

"Kajian ini untuk melihat apakah LRT bisa diterapkan, selain itu apakah sesuai dengan aturan perundang-undangan yang ada. Rencana pengadaan tersebut atas inisiator investor dari China, dari Jakarta Monorail dan dari Kuala Lumpur yang menawarkan untuk membangun LRT tersebut,” kata Walikota Tangerang Arief R Wismansyah, Minggu (28/9).

Arief menjelaskan, jalur LRT meliputi kawasan Summarecon ke Alam Sutera kemudian menuju Tangerang City, Mall Balekota dan berakhir di Terminal Poris. Dari kajian itu, nantinya juga akan dipilih apakah jalur melalui median jalan atau jalur lain seperti misalnya bersisian Sungai Cisadane.

Ia mengatakan, Pemkot menyambut baik adanya inisiaif seperti ini dan dirinya berkeinginan agar LRT juga nantinya dapat melayani angkutan umum terintegrasi dengan wilayah Kecamatan Karawaci, Cibodas, Cipondoh, Karang Tengah, Ciledug, Pinang dan Larangan.

Menurutnya jika sepakat, LRT ini nantinya akan menghubungkan dua wilayah Tangerang lainnya, yaitu Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang. "Nah ini tinggal menyambungkan saja antar tiga wilayah tersebut," katanya.

Sementara Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, menyambut baik rencana tersebut. Ia mengatakan sebenarnya sudah ada beberapa investor dari dalam dan luar negeri yang datang ke kantoranya menyampaikan keinginan membangun ligh rapid transit (LRT).

"Kami mempersilahkan sepanjang mengikuti aturan yang ada dan menggunakan dananya sendiri," ujarnya.

Menurutnya Pemkot Tangsel sudah menyiapkan rencana tata ruang wilayah yang dapat menjadi acuan bagi investor yang akan membangun infrastruktur transportasi di wilayahnya.

Beberapa investor yang datang memaparkan konsepnya mengenai pembangunan LRT, baik yang dibangun melayang di atas bahu jalan maupun yang terintegrasi dengan stasiun kereta api.

Dia menjelaskan Pemkot membuka kesempatan kepada investor yang berminat membangun infrastruktur transportasi di wilayah Tangsel dengan syarat harus menyiapkan sendiri dananya. Sebab Pemkot Tangsel belum memiliki alokasi anggaran untuk membangun proyek tersebut.

"Kita kan belum memiliki dana untuk membangunnya," katanya.

Sementara itu, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar belum menanggapi serius terkait dengan rencana pembuatan moda transportasi masal yang digagas untuk menghubungkan wilayah tangerang ini.

Menurut Zaki, ia akan mempelajari terlebih dahulu mengenai konsep yang ditawarkan oleh investor mengenai kereta api ringan tersebut. “Kita mau lihat dulu konsepnya seperti apa, karena belum jelas, baru usulan saja. Setelah investasi nanti berapa sih nilai tiketnya, jangan sampai mahal sekali,” katanya.

Zaki nampaknya lebih condong setuju dengan adanya kereta api commuter line dari pada LTR, karena selain dapat mengangkut banyak orang, tarifnya juga murah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement