Ahad 28 Sep 2014 07:59 WIB

SBY: Pilkada Melalui DPRD, Langkah Mundur Bagi Demokrasi

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan berbagai sarana dalam menyampaikan kekecewaannya terkait pengesahan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Salah satunya melalui akun suara demokrat di jejaring sosial Youtube.

Dalam video berjudul Tanggapan SBY Atas Hasil Voting DPR RI Tentang RUU Pilkada yang diposting pada 26 September, Presiden SBY mengatakan ada dua hal yang membuatnya kecewa dalam sidang paripurna pengesahan RUU Pemilukada pada Kamis (25/9) lalu.

"Saya sungguh sangat kecewa, opsi yang diusulkan oleh Partai Demokrat yaitu Pilkada langsung tetapi dengan 10 perbaikan besar, 10 persyaratan yang harus dicantumkan dalam UU Pilkada yang baru, itu ditolak oleh semua fraksi. Di tingkat panja juga tidak tembus," ujarnya.

Ia melanjutkan, artinya DPR hanya berkeinginan pada dua opsi yakni opsi langsung dimana PDI Perjuangan dan sejumlah partai politik berada, dan Pilkada oleh DPRD yang diusung oleh koalisi merah putih.

SBY mengatakan, padahal ia mempunyai keyakinan opsi Partai Demokrat bisa diterima dalam lobi fraksi. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat itu menegaskan 10 persyaratan yang diajukan oleh partainya, adalah masukan yang baik dalam memperbaiki pelaksanaan Pilkada di Indonesia.

"Saya punya keyakinan bahwa itu adalah opsi yang sangat baik. 10 tahun saya memimpin negeri ini, 10 tahun itu pula rakyat mengetahui banyak sekali ekses, banyak sekali penyimpangan, banyak sekali hal-hal yang tidak benar kalau Pilkada langsung ini tidak dilakukan perbaikan," jelasnya.

SBY pun mengakui jika Pilkada melalui DPRD merupakan langkah mundur bagi demokrasi Indonesia, yang sudah berkembang selama 10 tahun terakhir. Untuk itu, ia mengaku sangat kecewa dengan ditolaknya opsi Partai Demokrat.

"Dengan sangat jernih Partai Demokrat, saya pribadi, mengusulkan agar opsi Pilkada langsung tetapi dengan perbaikan-perbaikan besar itu diterima. Kenyataannya itu ditolak. Saya kecewa. Dan karena hanya ada dua opsi, Demokrat sangat berat untuk memilih mana opsi yang tidak menjanjikan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement