REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi walk out dari kader partai demokrat membuat tim koalisi di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kecewa berat. Parpol yang ingin menginginkan pilkada langsung itu mempertanyakan mengapa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ketua umum demokrat tidak memperingatkan kadernya agar tidak melakukan walk out meski 10 opsinya tidak diterima.
Hal itu disampaikan Politisi PDI Perjuangan Aria Bima, saat menyampaikan pendapatnya pada diskusi di Polemik Sindo Radio, Sabtu (27/9).
Kata Aria , dirinya mengaku heran dengan cara komunikasi SBY dengan kadernya, sampai tidak tahu kadernya akan melakukan walk out saat detik-detik pengesahan RUU Pilkada.
"Cuma yang kita tidak mengerti kan Pak SBY kecewa, marah, bahkan mau mencari siapa dalang walkout itu. Kekagetan Pak SBY ini, saya juga terkaget-kaget," kata Aria.
Padahal saat itu, kata Aria, kehadiran SBY di Paripurna sudah diwakilkan oleh menteri dalam negeri, ketua fraksi Demokrat dan Edhie Baskoro Yudhono selaku Sekjen Demokrat dan putra SBY. Sehingga kata dia tidak ada alasan SBY menyampaikan kekecewaan atas tindakan anak buahnya itu.
"Tiga pilarnya hadir, legislatif ketua fraksi, struktural partai oleh sekjen partai, dan pilar pemerintahan yaitu Mendagri," ujarnya.
Aria menjelaskan ketika ada keputusan pilkada dilakukan secara tidak langsung, Mendagri tidak memberikan tanggapan apapun. Saat itu Mendagri, kata dia menyetujui pilkada tetap dilaksanakan secara langsung.