REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Metreologi dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya mengatakan suhu panas di Jakarta akan terus dirasakan hingga bulan Oktober. Penyebabnya adalah matahari yang baru akan mulai bergeser ke arah selatan wilayah Indonesia setelah bulan Oktober dan sebagian wilayah Indaonesia selatan sudah bersiap-siap memasuki musim penghujan.
Ia menjelaskan, pada bulan September posisi matahari ada di atas wilayah Indonesia dan di atas garis ekuator. Dengan posisi matahari yang seperti itu, maka wilayah Indonesia termasuk DKI Jakarta menerima radiasi matahari paling banyak, sehingga suhu udara menjadi panas.
"Berdasar data pengamatan, pada bulan Oktober suhu udara rata-rata berkisar antara 28 derajat celcius hingga 31,5 derajat celcius," ujar Andi Eka Sakya kepada Republika (27/9).
Ia menambahkan, pada hari-hari tertentu suhu udara maksimum dapat mencapai 35 derajat celcius. Namun, untuk bulan berikutnya suhu udara cenderung makin menurun. Hal tersebut dikarenakan pergerakan matahari semakin di selatan wilayah Indonesia dan wilayah Indonesia selatan umumnya sudah masuk musim penghujan.