REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Para ilmuwan dari 15 negara mengandakan pertemuan di Kota Batu, Jawa Timur, dikemas dalam "International Conference on Natural Sciences" (ICONS) 2014 membahas sekaligus menyuarakan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan para peneliti dari ASEAN ke mata dunia.
Ketua Panitia penyelenggara ICONS 2014 Leenawaty Limantara, Jumat mengatakan, dalam pertemuan tersebut para peneliti dari berbagai belahan dunia bisa saling bertukar pengalaman untuk mengembangkan ilmu pengetahuan demi memberikan kontribusi pemecahan masalah-masalah kemanusia.
"Tahun ini penyelenggaraan ICONS yang didukung penuh oleh Alexander Von Humboldt Faoundation ini tidak hanya mengusung satu tema saja, tapi tiga tema sekaligus, yakni Humboldt Kolleg yang membahas 'The Voice of ASEAN Researcher', ICONS yang bertema Natural Sciences, From Laboratoty to Industrial Application dan Pertemuan International Climate Protection (ICP)," kata Leenawaty disela-sela acara tersebut di Kota Batu.
Ke-15 negara yang ambil bagian dalam ICONS 2014 tersebut adalah Indonesia, Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Tiongkok, Polandia, Serbia, Srilanka, Mesir, Vietnam, Singapura, Malaysia, Thailand, Laos, dan Filipina.
Leenawaty mengemukakan dalam Humboldt Kolleg akan dibahas tentang tindaklanjut Malang Humboldt Resolution yang dicanangkan tahun 2011 oleh Ketua Divisi ASia Dr Klaus Manderla yang dilanjutkan dengan pembentukan konsorsium dan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antarpeneliti Humboldt Fellows di Asia.
Tujuan dari ICONS 2014, lanjutnya, untuk memperkenalkan konribusi di bidang ilmiah yang diberikan para Humboldtian (para ilmuwan yang unggul dibidangnya masing-masing dari seluruh dunia dan telah menerima hibah dari Alexander Von Humboldt Foundation) di seluruh Asia Tenggara (ASEAN).
Sedangkan ICONS 2014 yang mengambil tema "The Voice of ASEAN researcher" ini dimaksudkan untuk memperkuat sinergi, jejaring dan peran ilmuwan di Indonesia dan dari negara-negara ASEAN dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan aplikasinya agar dapat berkontribusi terhadap pembangunan di negara masing-masing.
Ia mengatakan dalam pertemuan ICONS tersebut ada lima bahasan pokok yang akan dituntaskan, yakni teknologi untuk mengembangkan bahan pangan yang aman serta sumbernya, penemuan dan pengembangan obat-obatan baru yang terbuat dari bahan alami, konservasi dan penyimpanan energi kimia, aplikasi skala nano dari mikrikospi dan spektroskopi, serta penlindungan lingkungan dan iklim.
Subtema (bahasan) tersebut, katanya, benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan umat manusia saat ini, sehingga konferensi ini diharapkan akan memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan demi kelangsungan hidup manusia.
Menurut dia, dalam pertemuan selama tiga hari (25-28/9) itu akan dipresentasikan banyak penemuan baru di bidang krusial, seperti strategi barau dalam peemuan obat malaria, proses monitoring intensif usaha fortifikasi vitamin A agra tidak berlebihan, serta pembahasan mengenai bakteri penangkap cahaya untuk energi alternatif.
"Kami berharap hasil pertemuan ini akan memberikan sumbangsih ilmu yang bisa diaplikasikan secara langsung pada masyarakat, tidak hanya masyarakat di Indonesia, tapi juga belahan dunia lainnya," ujar Rektor Universitas Ma Chung Malang tersebut.