Kamis 25 Sep 2014 20:19 WIB

DMI: Krisis Air Bersih, Jamaah Bisa Bertayamum

Rep: c78/ Red: Karta Raharja Ucu
Sebelum mendidirikan shalat, seorang Muslim harus berwudhu untuk menyucikan diri.
Foto: Reuters/Fayaz Kabli
Sebelum mendidirikan shalat, seorang Muslim harus berwudhu untuk menyucikan diri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI), Imam Addaruqutni berpendapat, krisis air bersih di sejumlah masjid di Jawa Tengah harus diteliti lebih jauh penyebabnya.

Menurutnya, meski belum mengetahui peristiwa krisis air bersih di Jawa Tengah secara jelas, ia mengimbau masyarakat mengikuti aturan dan formulasi fiqih yang mengatur soal thaharah atau tata cara bersuci dalam ibadah. Dalam fiqih Islam telah diatur soal tata cara bersuci, pengelompokkan air yang suci dan menyucikan serta yang tidak bisa dipakai bersuci, serta antisipasi jika benar-benar tidak ada air, maka diperbolehkan bertayamum.

Selain juga harus tetap konsisten memakmurkan masjid sehingga masjid bisa memakmurkan masyarakat. Ia mengindikasi, jika terjadi krisis air bersih di sejumlah wilayah, harus ditelusuri dulu penyebabnya.

Dikatakan Imam, penyebab krisis air bersih bisa karena beberapa hal di antaranya kemarau atau mungkin ada sabotase dari pihak tertentu. "Atau bisa saja banyak masjid dekat sungai, lalu masyarakat setempat secara tradisional berwudu di sana," ucap dia.

Di samping itu, topografi setiap wilayah berbeda-beda sehingga sebelum menindak kasus krisis air bersih, harua ditelusuri dahulu penyebabnya. "Barulak setelah itu kita tindaklanjuti solusinya," kata dia mengakhiri.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement