REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay mengatakan instruksi gubernur mengenai pelarangan pemotongan hewan kurban dinilai kurang tepat. Sebab, pemotongan hewan kurban di sekolah dasar dapat menanamkan nilai-nilai religius bagi peserta didik.
Menurutnya, berkorban dapat melatih anak memiliki rasa kerelaan untuk membantu sesama dan berbagi kebahagiaan. Selain itu, berkorban juga dapat menimbulkan empati dan simpati kepada warga atau masyarakat yang tidak beruntung secara ekonomi.
"Ibadah kurban merupakan salah satu ajaran Islam yang penuh makna, termasuk penanam nilai-nilai rela berkorban dalam melaksanakan ajaran Tuhan dan juga berkorban untuk meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan," ujar Saleh Partaonan Daulay saat dihubungi ROL, Kamis (25/9).
Agar tidak menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat maupun ulama, ia menyarankan sebaiknya larangan tersebut dicabut. Hal ini agar tidak menimbulkan sikap saling curiga karena sebelumnya pelarangan seperti ini belum pernah ada.
"Kalau mau membuat larangan, ya buat saja larangan bagi siswa SD untuk memainkan playstation dan gameonline. Selain itu, dibuat juga larangan bagi siswa SD untuk membawa HP atau smartphone yang berisi game-game yang tidak mendidik," katanya.