REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Melakukan penyembelihan hewan kurban di hadapan anak kecil bisa memiliki makna mendidik. Namun juga berpotensi melahirkan gangguan secara prikologis.
“Penyembelihan bisa mengandung edukatif dan psikologis,” ujar Sekretaris PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti kepada Republika, Kamis (25/9).
Mu’ti menyatakan, penyembelihan hewan kurban bisa bermakna edukatif dengan syarat penyembelihan dilakukan dengan benar. Penyembelihan dengan benar yang dimaksudnya adalah proses penyembelihan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Dia menyebutkan, di dalam kosep tatacara penyembelihan hewan dalam islamdianjurkan melakukan melakukan penyembelihan yang sempurna atau dikenal dengan istilah Ahsinud dibhah.
Caranya, kata dia, penyembelih memiliki kemampuan yang sangat tinggi, tentang tata cara penyembelihan. Mulai dari cara menjatuhkan binatang, hingga tidak menunjukkan amarah saat melakukan penyembelihan. Selain itu, hewan yang disembelih tidak mengeluarkan suara yang keras yang menunjukkan penderitaan.
“Penyembelihan seperti itu sebagai jalan untuk memberikan pembelajaran. Dan melihat penyembelihan bermakna edukasi,” ujar Mu’ti.
Menurut dia, anak-anak yang belum mukallaf, bisa mulai dibiasakan melaksanakan ajaran agama termasuk latihan berqurban. Sebaiknya, kata dia, anak kecil diberi pendidikan islam termasuk ajaran ajaran kurban.
Namun sebaliknya, penyembelihan bisa bermakna gangguan secara psikologis jika dilakukan dengan cara yang salah. Penyembelih tidak mengindahkan tatacara penyembelihan seperti dianjurkan di dalam Alquran.
“Misalnya, jika penyembelihan dilakukan oleh orang tidak professional, dan menggunakan alat-alat yang mengerikan,” ujar dia. Pemandangan demikian, kata dia sering kali terjadi di tengah masyarakat.
Dia menyebut beberapa hal yang tidak diperbolehkan selama prosesi penyembelihan, misalnya membantai hewan saat berkurban, atau menyembelih dengan penuh amarah.
Padahal, menyembelih hewan kurban, kata dia, harus dilakukan dengan menampakkan rasa damai, kasih sayang dan ibadah dalam rangka mencari rido Allah SWT.