Kamis 25 Sep 2014 10:11 WIB

Agar tak Seperti Gus Dur, Jokowi Harus Perkuat Intelijen

Jokowi (Joko Widodo) di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9). (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Jokowi (Joko Widodo) di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintahan Presiden Jokowi perlu memperkuat kinerja

intelijen agar tak bernasib sama dengan Presiden Abdurrahman Wahid yang dipaksa mundur dari jabatannya.

"Selama ini kinerja intelijen di negeri ini sangat kedodoran. Sebagai pemerintahan sipil, jika tidak memperkuat kinerja intelijennya, nasib Jokowi bisa seperti Presiden Gus Dur, istananya dikepung massa hingga kemudian dipaksa mundur dari kekuasaanya,setelah konflik dengan elit politik di parlemen," urai Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane, Kamis (24/9).

Dari pemantauannya, kalangan intelijen yang ada di seputar Jokowi saat ini adalah kalangan intelijen selebritas yang tidak mengakar ke bawah. Padahal ke depan sangat banyak masalah di negeri ini yang perlu dicermati dan disikapi dengan strategi intelijen.

"Jokowi perlu memperkuat kinerja intelijen kepolisian, militer maupun intelijen sipil,"harap Neta.

Penguatan terhadap kinerja intelijen tidak hanya menyangkut kepada kelangsungan kepemimpinan Jokowi, lebih dari itu untuk memperkuat stabilitas keamanan Indonesia. Sebab ke depan potensi teror di negeri

ini masih cukup tinggi, terutama dengan masih banyaknya kantong-kantong radikalisme di berbagai daerah dan berkembangnya isu ISIS.

"Selain itu makin derasnya narkoba yang masuk dari Malaysia ke Indonesia yang rata-rata seminggu tiga kali dalam paket besar patut dicermati, apakah ini bagian dari perang intelijen atau sekadar usaha

ilegal bandar narkoba," imbuh Neta.

Makin luasnya peredaran senjata api rakitan maupun selundupan juga patut disikapi pemerintah agar situasi kamtibmas tidak terganggu. Perubahan besar-besaran di jajaran intelijen kepolisian, militer, dan

sipil harus segera dilakukan Jokowi begitu dilantik menjadi presiden.

Neta menyebutkan alasan utama dari pembenahan intelijen ini. Yakni, situasi kamtibmas terjaga dan meluasnya peredaran narkoba maupun senjata api ilegal bisa ditekan. Lalu, manuver pejabat yang koruptif, mafia hukum, mafia proyek, mafia migas, dan mafia lainnya bisa dideteksi untuk kemudian dibasmi.

Kemudian, manuver pihak-pihak tertentu yang hendak memainkan massa untuk kepentingan kelompoknya bisa dikendalikan dengan strategi intelijen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement