REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla diminta dapat lebih jeli dan berhati-hati dalam memilih figur yang tepat memimpin kementerian ESDM, terlebih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Menteri ESDM Jero Wacik sebagai tersangka.
JAKARTA--Pengamat Politik Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara, di Jakarta, Rabu, menuturkan Kementerian ESDM dikenal 'basah' lantaran proyek-proyek di bawah Kementerian ESDM kebanyakan dibayar bukan dengan Rupiah, tapi dalam mata uang Dolar AS.
Apalagi, lanjut dia, seluruh industri migas (minyak dan gas) serta minerba (mineral dan
batu bara), dari hulu hingga hilir berada di bawah Kementerian ESDM.
"Jangan lupa sekitar 30 persen pendapatan negara berasal dari industri migas yang notabene berada di bawah komando Menteri ESDM. Belum lagi kepentingan dari negara-negara kaya, seperti Jepang, Tiongkok, Amerika Serikat terhadap kekayaan sumber daya energi di Indonesia," kata Igor.
Dikatakannya, presiden terpilih Jokowi sudah memastikan kabinet mendatang berisi 34 kementerian. Pucuk pimpinan kementerian terdiri dari 18 profesional nonpartai dan 16 profesional partai politik.
Jokowi juga menegaskan bahwa sejumlah kementerian strategis bakal dipimpin profesional nonpartai, salah satunya adalah kementerian ESDM.
"Jokowi sendiri telah menyampaikan beberapa karakteristik dan indikator lain bagi seorang kandidat menteri ESDM, yaitu bukan wajah lama, berusia muda, punya integritas tinggi, bersih dari KKN, dan berlatar belakang pengusaha. Ada tiga calon kuat yang sangat layak, yaitu Kurtubi, Karen Agustiawan, dan Poltak Sitanggang," ujarnya.
Menurut Igor, saat ini calon terkuat bakal menteri ESDM adalah Poltak Sitanggang karena Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo) itu yang dipersepsikan paling sedikit kekurangannya, dibandingkan Kurtubi dan Karen Agustiawan, apalagi dukungan luas juga datang dari almamaternya dan para alumni UGM.