Rabu 24 Sep 2014 15:43 WIB

Risma Sebut-Sebut Penemu Twitter, Ada Apa?

Rep: c54/ Red: Mansyur Faqih
Tri Rismaharini
Foto: Antara
Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Animo pelajar di Surabaya untuk melakukan penelitian dan menghasilkan inovasi semakin meningkat. Itu terlihat dari jumlah pelajar di Kota Pahlawan yang mengikuti ajang Surabaya Young Scientist Competition 2014. 

Itu merupakan lomba untuk peneliti muda yang digelar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya di Gedung Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya, Rabu (24/9).

Tahun ini, tercatat 217 pelajar SMP, SMA dan SMK se-Surabaya yang berani menampilkan karya penelitiannya di bidang matematika, fisika, ekologi dan komputer. Jumlah peserta tersebut naik dari ajang yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai 160 peserta.  

Hadir untuk membuka acara, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Ia berharap agar para siswadi Surabaya terus aktif menghidupkan keingintahuan. 

Menurut dia, hal tersebut bisa dimulai dengam pengamatan terhadap lingkungan. Selanjutnya dituangkan dalam penelitian dan mengaplikasikan ilmu yang didapat di sekolah.

"Saya senang tahun ini pesertanya semakin banyak. Harapan saya, temuannya aplikatif dan problem solving sehingga bisa bermanfaat bagi banyak orang. Saya ingin di Surabaya lahir peneliti muda yang sukses dan temuannya dipakai industri dunia," ujar dia yang disambut tepuk tangan ratusan pelajar.

Risma menyampaikan, menjadi peneliti bisa menjadi alternatif karier yang menjanjikan. Ia pun mengajak para siswa untuk menghapus citra kalau menjadi peneliti itu kurang pergaulan (kuper) dan tidak ada duitnya. 

Ia mencontohkan kisah sukses Linus Nara yang ketika masih berstatus siswa SMP Petra 5 kelas 9 berhasil membuat produk helm berpendingin. Helm berpendingin tersebut kemudian diproduksi massal dan sudah dikontrak perusahaan sehingga membuat Nara kebanjiran hasil royalti produknya.

"Penemu Twitter (Jack Dorsey), hasil temuannya awalnya juga hanya dipakai di kampusnya saja. Kini, dia sudah jadi salah satu orang terkaya di dunia. Jadi tidak benar kalau jadi peneliti itu minim penghasilan karena lama di laboratorium. Saya tahu ini sulit, tetapi selama kalian punya kemauan, kalian akan bisa," ujar Risma.

Risma juga mengingatkan para guru dan kepala sekolah agar melaporkan ke dinas pendidikan bila ada hasil penelitian yang bagus.

"Kalau hasil penelitiannya bagus harus segera dipatenkan, daripada diambil orang lain. Ibu siap membantu hak patennya. Intinya kita akan terus bina anak-anak ini," imbuh dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement