Rabu 24 Sep 2014 07:07 WIB

Naskah Kuno Dinilai Penting dalam Kehidupan Masyarakat

Naskah Kuno. Ilustrasi
Foto: Antara
Naskah Kuno. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pakar Budaya Minangkabau, Prof Dr Agustina, M.Hum, mengatakan bahwa naskah kuno sangat penting gunanya dalam kehidupan masyarakat saat ini karena mempunyai nilai-nilai tinggi dan dapat dijadikan tolak ukur.

"Perbincangan tentang naskah kuno merupakan suatu keharusan bagi masyarakat. Ini dimaksudkan agar masyarakat modern tidak buta dengan kebudayaan yang menjadi dasar hidup bermasyarakat," katanya dalam acara diskusi naskah kuno yang diadakan oleh UPTD Museum Nagari Adhityawarman Padang di Padang, Rabu (24/9).

Dosen Fakultas Budaya UNP ini menjelaskan bahwa pembahasan akan karakter sebuah bangsa tidak bisa lepas dari budaya yang dianut masyarakatnya.

Maka dari itu, katanya, perlu ditelusuri kembali konsep kebudayaan itu sendiri, agar mendapatkan gambaran tentang suatu tradisi masyarakatnya dalam berpola dan bertingkah laku.

Dengan demikian, lanjutnya, melalui naskah kuno dapat digali nilai-nilai luhur sebuah karakter masyarakatnya.

"Minangkabau merupakan kebudayaan yang kaya akan naskah kuno. Naskah-naskah tersebut kebanyakan mempunyai nilai tinggi dan bisa dijadikan landasan dalam bertindak serta berperilaku bagi masyarakatnya, terkhusus bagi para orangtua dan pendidik dapat mengacu pada nilai-nilai tersebut," jelasnya.

Ketika disinggung tentang kaitannya pembentukan karakter dengan naskah kuno, ia menyebutkan bahwa asal usul naskah kuno berasal dari hasil karya seni sastra masyarakatnya pada masa lalu, sehingga substansi yang terdapat di dalamnya berupa karakter-karakter mendasar masyarakatnya sejak dahulu kala.

Dan apabila dilekatkan pada era kekinian, hal tersebut bukanlah hal yang sulit untuk disesuaikan, katanya.

"Seperti yang kita ketahui, Kemendikbud telah merancang sebuah pendidikan berkarater di sekolah-sekolah. Saya sangat mendukung program tersebut. Sumbar memiliki banyak kebudayan dengan karakter-karakter yang digali dan dijadi panutan oleh generasi muda, seperti pada tokoh-tokoh cerita, Malin Deman dan Aggun nan Tungga," jelasnya.

Ia berharap agar masyarakat dan generasi muda tidak kehilangan arah akibat dari sebuah ide modernisasi, yang mana tidak lagi mengindahkan nilai-nilai keluhuran sesuai dengan kebudayaan.

Hal itu, katanya, menjadi tugas utama bagi orangtua dan pendidik untuk membawa kembali nilai-nilai dalam sebuah karakter yang ada, untuk diajarkan ke generasi emas bangsa. Agar melahirkan sebuah generasi yang memiliki kepribadian beradap dengan tidak meninggalkan esensi kebudayaan yang ada.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement