Selasa 23 Sep 2014 17:27 WIB

11 Orang Mengakhiri Hidup dengan Bunuh Diri di Bali

Bunuh diri (ilustrasi)
Bunuh diri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR  --  Sebanyak 11 orang di Bali mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Berdasarkan data yang dilansir Ruang Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, selama periode Januari-September 2014.

Kepala Bagian Staf Medik Fungsional Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Ida Bagus Putu Alit mengatakan 11 orang tersebut terdiri dari sembilan pria dan dua perempuan. Dari 11 jenazah tersebut 10 di antaranya merupakan kasus bunuh diri dengan melakukan gantung diri dan satu menenggak racun.

"Jenazah kasus bunuh diri dengan cara gantung diri yang kami terima di IKJ RSUP Sanglah sebagian besar aksinya berhasil. Maka dari itu lebih banyak dari kasus menenggak racun," kata Ida di Denpasar, Selasa (23/9).

Ida menjelaskan untuk korban bunuh diri tercatat enam jenazah merupakan warga negara asing dan lima korban warga negara Indonesia. Untuk usia jenazah yang melakukan bunuh diri tersebut berkisar antara 21 hingga 65 tahun. 

"Upaya bunuh diri itu kebanyakan dilakukan oleh usia produktif," ujar Ida.  Selain itu, 11 jenazah kasus bunuh diri tersebut memang murni tanpa adanya kekerasan sehingga dari hasil pemeriksaan hanya menunjukkan cairan otak atau "serotonin"-nya cukup tinggi.

"Orang yang mencoba mengakhiri hidupnya dengan melakukan upaya bunuh diri kadar 'serotonin'-nya pasti tinggi karena sebelum melakukan aksi itu mereka masih mengumpulkan keberaniannya untuk melakukan tindakan tersebut," kata Ida.

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement