REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, berhasil menjaring 30 siswa tingkat SMP dan SMA/SMK Kota Mataram yang sedang bermain "play station" dan biliar pada saat jam pelajaran sekolah, Senin.
Puluhan siswa tersebut tertangkap basah oleh aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mataram ketika Satpol PP turun melakukan razia pelajar pada tiga titik, kata Kepala Seksi Opdal Satpol PP Kota Mataram Bambang EYd di Mataram.
Dia mengatakan, sebanyak 30 siswa itu antara lain berasal dari SMPN 14 Mataram, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 6 dan SMAN 8 Mataram, serta SMKN 3 dan SMKN 6 Mataram.
"Mereka berhasil kita jaring, ketika mereka asyik main "play station" dan biliar di kawasan Gomong dan Cakranegara," katanya.
Sebanyak 30 siswa yang terjaring itu, kemudian dibawa ke Kantor Satpol PP Kota Mataram untuk dilakukan pendataan. Sekaligus pemanggilan terhadap guru dan orang tua siswa.
Selain dilakukan pendataan, siswa juga harus menandatangani surat pernyataan yang menyebutkan bahwa siswa siap dikeluarkan dari sekolah jika kembali terjaring Pol PP berada di luar sekolah.
Bambang sangat menyayangkan perilaku dari para pelajar, karena ternyata ada dari mereka yang sudah tidak masuk sekolah selama sembilan hari, namun menyatakan izin ke sekolah kepada orang tuanya.
"Kalau begini kan kasihan orang tua mereka, sudah lelah-lelah mencari biaya sekolah, malah kelakuannya seperti ini. Tentu mereka akan sangat kecewa,' katanya.
Terkait dengan itu, Bambang juga berharap agar pihak sekolah juga dapat meningkatkan pengawasan terhadap peserta didik. Agar tidak ada siswa yang berada di luar sekolah pada saat jam pelajaran.
"Kalau pun siswa sudah masuk jam pulang sekolah, hendaknya siswa pulang terlebih dahulu untuk mengganti seragam sekolah. Karena kami tidak mau tahu alasan mereka pada saat terjaring," katanya.
Bambang mengatakan, untuk memberikan efek jera, kegiatan razia pelajar ini akan dilakukan secara berkala pada titik-titik usaha permainan dan pusat rekreasi yang buka pada jam sekolah.
"Kegiatan razia pelajar ini merupakan instruksi langsung dari pak wakil wali kota untuk terus digencarkan," katanya.