Senin 22 Sep 2014 03:05 WIB

Kesenjangan Kesejahteraan di Balikpapan Masih Tinggi

Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek pembangunan terminal baru Bandara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (29/1).
Foto: Antara
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek pembangunan terminal baru Bandara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Pembangunan di Kalimantan Timur secara umum telah mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat setempat, namun masih terjadi kesenjangan antarkawasan, antarkota, antarkecamatan dan antardesa.

"Tingkat pertumbuhan yang tinggi tidak disertai pemerataan pembangunan, sehingga hanya menciptakan perekonomian yang lemah dan eksploitasi sumber daya manusia," kata anggota DPRD Kaltim Syafruddin di Balikpapan, Ahad (21/9).

"Pembangunan di setiap daerah sangat perlu. Agar dapat optimal maka perlu pemerataan pembangunan. Pemerintah harus memperhatikan pembangunan di daerah pedalaman maupun perbatasan, khususnya di Kaltim," kata Syafruddin.

Pemerintah harus mendengarkan semua aspirasi masyarakat di daerah. Jangan biarkan mereka berteriak namun pemerintah menutup mata dengan kondisi yang ada, katanya.

"Masyarakat di perbatasan dan pedalaman merasa tidak mendapatkan keadilan jika bicara infrastruktur. Terkesan ada kesenjangan antara kota dan daerah pinggiran," kata Syafruddin.

Dia menilai bahwa anggaran dalam pembangunan di daerah beberapa tahun terakhir sangat minim. Padahal menurutnya anggaran yang sedikit harus bisa dimaksimalkan.

"Harus diakui bahwa anggaran infrastruktur pembangunan untuk daerah di terpencil serta di pedalaman sangat minim. Namun apapun itu keadaannya, pembangunan di daerah-daerah harus dimaksimalkan agar tercipta pemerataan pembangunan antara kota dan desa," kata Syafruddin.

Dia mengatakan tidak hanya masalah infrastruktur yang mengalami ketidakseimbangan pembangunan. Sektor-sektor penunjang pembangunan yang lain juga dirasa sangat jauh dari apa yang diharapkan oleh masyarakat. Misalnya sektor kesehatan dan pendidikan yang merupakan hal penting dalam mewujudkan pembangunan nasional.

"Sesuai amanat undang-undang anggaran pendidikan sebesar 20 persen harus diwujudkan. Sektor pendidikan juga meliputi masalah infrastruktur, di desa-desa dan daerah pedalaman serta perbatasan banyak ditemui bangunan sekolah dengan kondisi yang tidak layak. Berbeda dengan keadaan sekolah yang ada di kota seakan lebih maju. Padahal anak-anak di pedalaman juga merupakan warga negara yang mempunyai hak untuk dapat menikmati sekolah yang layak," kata Syafruddin.

Dengan kondisi nyata tersebut, ia berharap pemerintah bisa lebih bijak lagi jika bicara pemerataan pembangunan di daerah-daerah, katanya.

"Pemerintah pusat maupun provinsi harus adil dalam menciptakan pembangunan di segala bidang. Besar ataupun kecil anggaran yang didapat harus dimaksimalkan penggunaannya bagi kesejahteraan masyarakat Kaltim," kata Syafruddin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement