REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Krisis air di Kabupaten Purwakarta memerlukan solusi jangka panjang jika tak ingin terus menerus berhadapan dengan masalah yang akrab menyapa di musim kemarau itu.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Purwakarta, Wawan Tarsamana Setiawan mengaku suplai air bersih yang kini dilakukan untuk membantu warga yang kesulitan mendapat air hanya solusi jangka pendek.
Berdasarkan laporan Dinas ESDM Purwakarta, saat ini terdapat 12 kecamatan yang menderita krisis air bersih. Di antaranya terdapat kecamatan Tegalwaru, Plered, dan Pondok Salam yang merupakan daerah langganan kekeringan. Pemerintah daerah saat ini masih mengupayakan pengiriman air bersih dengan truk tangki untuk membantu daerah tersebut.
"Salah satu solusi jangka panjangnya, yakni dengan membuat sumur bor di lokasi-lokasi itu. Tapi, sebelumnya harus dilihat dulu apa di lokasi tersebut terdapat mata air bawah tanah atau tidak," ujar Wawan, Ahad (21/9).
Wawan menyebut dalam beberapa tahun terakhir terdapat bantuan 10 sumur bor dari Badan Geologi pusat.
Menurutnya, bantuan tersebut sangat berguna untuk membantu warga yang tinggal di area rawan krisis air. Meskipun begitu, jumlah sumur bor saat ini masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan warga pada musim kemarau.
Pemerintah Kabupaten, kata Wawan, berencana untuk menambah jumlah sumur bor di wilayah tersebut. Wawan menjelaskan hal penting dari pembuatan sumur bor adalah penentuan lokasi yang memiliki sumber air bawah tanah. Oleh karena itu, Wawan mengaku akan meminta bantuan dari Badan Geologi dalam mencari titik-titik kaya air yang bisa dimanfaatkan. "Untuk kebutuhan anggarannya masih kami bahas," kata Wawan.